Rumah Tangga Masa Kini

Potensi Ekspor Bumbu Dapur & Rempah ke Penjuru Dunia

Potensi Ekspor Bumbu Dapur & Rempah Indonesia ke Penjuru Dunia

Ajaib.co.id – Dalam keseharian gaya hidup Milenial, seberapa seringkah kamu memikirkan bumbu dapur dan rempah? Gaya hidup yang serba instan memang sering menjauhkan kita dari fakta-fakta indah dari negeri ini. Cobalah kamu intip ke dapur dan cari beberapa bumbu dan rempah-rempah khas Indonesia seperti kayu manis, cengkeh, pala, vanili, lada, pala, jahe, dan sebagainya. Jika sudah, coba kamu cek harganya di supermarket terdekat.

Apakah menurutmu harganya masih masuk akal? Mungkin ini masih masuk akal, meski harga di supermarkebumbt jauh lebih mahal dibanding pasar tradisional. Tapi tahukah kamu berapa nilai bumbu dan rempah ini di luar negeri?

Jenis-Jenis Bumbu Dapur & Manfaatnya

Bagi kamu yang hobi masak, di bawah ini adalah beberapa bumbu dapur yang wajib kamu tahu dan ada di dapur kamu.

1. Bawang Merah & Bawang Putih

Kedua bumbu dapur ini adalah rempah favorit di Indonesia dan sering digunakan sebagai bumbu dasar dari berbagai hidangan. Bumbu ini bisa memberikan rasa gurih dengan aromanya yang harum ketika ditumis.

Selain dimasak bersama kuliner lainnya, kedua bumbu ini juga sering dijadikan bawang goreng sebagai pelengkap hidangan dengan cara ditaburi di atas makanan seperti soto, nasi goreng, bubur ayam, dan lainnya.

2. Bawang Bombay

Bawang bombay memiliki ukuran yang besar dan bulat, dan memiliki aroma yang tidak terlalu tajam namun harum. Selain ditumis, bawang ini biasa dimakan dalam kondisi segar sebagai campuran salad dan juga bisa menjadi camilan onion ring yang digoreng dengan tempung. Jenis bumbu satu ini juga memiliki dua varian yang dibedakan dari warna, yaitu bawang bombay kuning dan bawang bombay merah.

3. Cabai

Orang Indonesia paling suka masakan pedas, karena itulah cabai menjadi bumbu masak yang paling favorit. Bumbu satu ini memiliki banyak varian. Untuk tingkat peda paling tinggi, kamu bisa memilih cabai rawit dan cabai burung, sedangkan cabai keriting bisa kami pilih ketika ingin memberikan rasa sedikit pedas.

Bumbu ini biasanya diolah dengan cara diulek, dihaluskan, atau diiris kecil-kecil. Selain digunakan dalam kondisi segar, cabai juga bisa dikeringkan.

4. Merica

Merica atau lada adalah bumbu dapur yang memiliki rasa pedas dan sedikit pahit. Biasanya bumbu ini digunakan untuk masakan ayam goreng, sop, dan berbagai hidangan lainnya. Kamu bisa menemukan bumbu yang satu ini dalam bentuk bubuk dan siap digunakan sebagai pelengkap makanan dan bisa kamu taburkan ke berbagai makanan seperti mie, bakso, soto, dan lainnya.

5. Jahe

Selain digunakan sebagai bahan dasar makanan, bumbu satu ini juga bisa digunakan sebagai obat-obatan. Jahe memiliki cita rasa pedas dan biasa digunakan untuk kuliner bersantan atau ditumis. Bumbu ini juga bisa digunakan dalam membuat minuman hangat seperti wedang jahe.

6. Lengkuas

Bumbu yang juga sering disebut laos ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan jahe, namun memiliki rasa dan fungsi yang berbeda. Biasanya, bumbu yang satu ini digunakan untuk masak makanan bersantan, sayur asam, dan masakan tumisan. Lengkuas sendiri memiliki aroma yang lebih wangi dan rasa pahit keasaman khas rempah-rempah.

7. Serai

Bumbu ini bisa digunakan untuk mendapatkan aroma pada masakanmu. Bumbu dengan bentuk yang mirip ilalang ini sering digunakan dengan mengiris atau mememarkan bongolnya. Bumbu ini juga sering digunakan sebagai bahan membuat minuman tradisional.

8. Kunyit

Bagi kamu uang suka opor dan kari yang berwarna kuning, bumbu ini bisa membantu kamu memberikan warna tersebut. Selain memberikan warna, bumbu ini juga bisa membantu kamu menghilangkan aroma tidak sedap dari bahan-bahan makanan berbentuk daging baik sapi, ayam, ataupun ikan. Kunyit juga sering digunakan dalam membuat jamu tradisional.

9. Daun Salam

Daun salam memiliki fungsi memberikan aroma khas dalam masakan seperti lodeh, opor, dan hidangan yang menggunakan santan lainnya. Bumbu ini juga bisa membantu menghilangkan aroma tidak sedap dari hidangan seafood. Ini dia alasan kenapa bumbu ini sering menjadi salah satu bumbu pelengkap ikan bakar atau pepes ikan.

10. Daun Jeruk

Daun jeruk sering digunakan sebagai bumbu dapur yang bisa memberikan aroma lebih sedap pada masakan. Daun jeruk yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur adalah daun jeruk purut. Biasanya, daun jeruk digunakan dengan cara diiris atau disobek sebelum ditumis atau dimasak bersama bumbu lainnya.

11. Ketumbar

Meskipun berasal dari daratan Eropa Selatan, rempah-rempah satu ini merupakan bumbu dapur yang cukup populer digunakan dalam berbagai hidangan tradisional di Indonesia.

Ketumber yang berbentuk bijian ini biasanya akan ditumbuk atau geprek sebeluk digunakan untuk memberikan aroma yang sedap dan lembut pada hidangan.

12. Kemiri

Bumbu ini sering dikenal sebagai baham penyubur rambut. Biasanya, bumbu satu ini disangrai atau ditumis dengan minyak sebelum dicampur kedalam masakan untuk membuat efek kental pada masakan, juga memberikan rasa gurih.

13. Asam Jawa

Sesuai namanya, bumbu ini bisa memberikan rasa asam yang segar pada masakan. Biasanya bumbu ini sering digunakan pada sayur asam dan gado-gado untuk memberikan rasa lebih segar.

14. Pala

Pala memiliki cita rasa yang hampir sama dengan merica, namun dengan aroma yang lebih sedap. Bumbu yang berasal dari kepulauan sekitar Maluku, bumbu ini sering digunakan dalam masakan berkuah. Untuk penggunaannya, kamu harus bisa menakarnya dengan baik.

15. Cengkeh

Bumbu ini merupakan rempah asli Indonesia yang populer khasiatnya, juga bisa memberikan aroma dan rasa yang lebih sedap. Karena aromanya yang sedap, bahan ini sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam membuat parfum. Bumbu ini juga biasa digunakan untuk hidangan berkuah dan populer pada hidangan India dan Timur Tengah

Nilai Bumbu & Rempah di Luar Negeri

1. Kayu manis diekspor seharga Rp70.000-Rp87.000 per 0,5 kg.

2. Cengkeh diekspor seharga Rp120.000-Rp500.000 ribu per 0,5 kg untuk yang kering atau diolah.

3. Kapulaga (cardamom) diekspor seharga Rp437.000 per 0,5 kg.

4. Harga ekspor spektakuler Vanili Rp729.500 sampai Rp2.900.000 per 0,5 kg. Berasal dari Meksiko, tapi kini Indonesia salah satu produsen terbesar.

 5. Lada diekspor seharga Rp110.000 per 0,5 kg.

6. Pala diekspor seharga Rp110.000 per 0,5 Kg.

7. Jahe diekspor dengan harga Rp10.000-14.000 per 0,5 kg.

Potensi Ekspor Indonesia ke Pasar Dunia

Kementerian Perdagangan mendorong peningkatan ekspor bumbu dapur dan rempah Indonesia ke Belanda. Hingga akhir triwulan ke II 2019 ekspor rempah Indonesia ke Belanda tercatat sebesar 12,6 juta dolar AS, meliputi kayu manis, lada putih dan hitam, pala, vanila, jahe, kunyit, serta daun salam.

Mendominasi total impor kayu manis di Belanda pada triwulan I lalu dengan 47,2 %, Indonesia menjadi salah satu pemasok utama. Dengan tren impor sebesar 57,0% per tahun selama tiga tahun terakhir, potensi pasar komoditas ini di Belanda masih sangat besar.

Seperti diungkap oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan dan Biro Humas dan Informasi Publik Kementrian Pertanian, nilai ekspor pertanian Indonesia naik 25,19% atau senilai US$ 0,32 miliar didorong oleh bumbu dapur dan rempah.

Rencana Pasar Ekspor Bumbu Dapur Indonesia

Pasar eskpor bukan hanya Amerika Serikat, India, dan Tionghoa saja, tapi juga Korea Selatan, Jerman, Brasilia, Kanada, Turki, Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Mesir, Belanda, Italia, Spanyol. Portfolio komoditas ekspor produk bumbu dapur Indonesia selanjutnya adalah:

1. Jahe diekspor ke Amerika Serikat, Belanda, Pakistan, Bangladesh, Jerman

2. Vanili diekspor ke Amerika Serikat, Kanada, Mauritius, Belanda, Belgia

3. Lada diekspor ke Amerika Serikat, India, Spanyol, Kanada, Mesir

4. Kayu Manis diekspor ke Belanda, Peru, Bangladesh, Kanada, Korea Selatan 

Kemudahan Prosedur Ekspor

Buat kamu yang mulai tertarik dengan bisnis ini, yuk simak beberapa prosedur yang harus dilalui untuk melakukan ekspor bumbu dan rempah khas Indonesia ini.

1. Lakukan Survei Pasar: Cek di www.insw.go.id.

2. Persiapkan Produk: Proses pengemasan harus seksama.

3. Persiapan Dokumen Pemberitahuan Barang Ekspor (PEB) seperti: Data Eksportir, Data Penerima Barang, Data Costums Broker.

4. Sarana Pengangkut.

5. Negara tujuan.

6. Detil Barang & nomor kontainer PEB diajukan ke kantor Bea Cukai setempat.

7. Setelah disetujui, diterbitkan dokumen Nota h. Persatuan Ekspor (NPE).

8. Stuffing & pengapalan via udara, laut, atau darat.

9. Asuransi barang/kargo jika menggunakan CIF.

10. Mengambil pembayaran di Bank (jika menggunakan LC / pembayaran di akhir).

Kinerja Ekspor Terus Tumbuh Meski di Tengah Resesi

Di tengah resesi ekonomi, kinerja ekspor di Indonesia tumbuh cukup tinggi. Menurut Kontan.co.id, sepanjang kuartal I-2021 nilai ekspor non-migas tumbuh 17,14% dalam setahun, dari US$39,49 miliar menjadi sekitar US$46,25 miliar. Pencapaian tersebut melanjutkan tren pertumbuhan positif ekspor sejak semester II-2020 sebesar 2,25%, sekaligus mengindikasikan roda pemulihan ekonomi nasional sudah berada di trek yang benar.

Dalam teori makroekonomi, ekspor diposisikan sebagai salah satu komponen penting pembentuk nilai produk domestik bruto (PDB). Di mana, negara dianggap memiliki keunggulan komparatif jika berhasil mengekspor produknya ke negara lain. Ekspor juga berperan sebagai penghasil devisa dan menjaga stabilitas nilai mata uang negara.

Fakta Kinerja Ekspor di Indonesia Tetap Positif

Ada sejumlah alasan mengapa kinerja ekspor di Indonesia tetap positif di tengah hambatan resesi.

1. Resiliensi sektor pertanian

Tidak seperti sektor lainnya, sejarah membuktikan sektor pertanian mampu tumbuh kuat selama depresi ekonomi parah (great depression) di AS pada 1930-an dan krisis finansial global tahun 2008.

Permintaan produk pertanian, khususnya bahan makanan juga tetap stabil, karena produk pertanian merupakan kebutuhan primer yang sering diasosiasikan sebagai faktor penahan laju resesi lebih dalam.

Sebagai negara agraris dengan andil pertanian hingga 13,70% dari PDB, Indonesia memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap hantaman resesi ekonomi. Hal ini terbukti, kinerja sektor pertanian tumbuh 1,75% selama 2020. Selain itu, nilai ekspor produk pertanian pun meningkat 6,12% sepanjang periode yang sama.

2. Tren apresiasi harga komoditas

Di era pandemi ini, harga minyak sawit dunia terus naik sejak awal pandemi. Pada Maret 2021, Bank Dunia mencatat harga minyak sawit telah menembus angka US$1.031 per metrik ton, setelah selama 5 tahun terakhir rata-rata harganya hanya ada di kisaran 678 Dolar AS per metrik ton. Nilai ekspor minyak sawit ini juga melonjak hingga 17,45% sepanjang 2020.

Selain sawit, apresiasi harga komoditas juga terjadi pada komoditas batubara. Sejak triwulan III 2020 harga batubara mulai merangkak naik, hingga mencapai US$ 94,92 per metrik pada Maret 2021. Peluang ini bisa dimanfaatkan produsen batubara dalam negeri untuk memperbaiki kinerja ekspornya yang terkontraksi hingga 24,18% selama 2020. Selain itu, Kementerian ESDM merevisi ke atas target produksi batubara tahun ini, dari awalnya 550 juta ton menjadi 625 juta ton.

3. Prospek pemulihan ekonomi global

Kinerja ekspor nasional pada umumnya berbanding positif dan bergantung pada kondisi ekonomi negara tujuan ekspor. Bank Dinia memprediksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 4% pada tahun 2021, serta menjadi momentum untuk melanjutkan pencapaian positif ekspor nasional.

Selain itu, konsensus ekonom juga memperkirakan ekonomi China akan tumbuh di atas 6% pada tahun ini. Selain itu, Presiden AS Joe Biden menandatangani paket stimulus bantuan Covid-19 senilai US$ 1,9 triliun turut mendongkrak prospek pertumbuhan ekonomi AS hingga 7% pada tahun 2021. Di mana, China dan AS merupakan pasar ekspor nonmigas terbesar bagi Indonesia sejak beberapa tahun terakhir.

Sehingga, potensi pemulihan ekonomi kedua negara ekonomi terbesar dunia ini bisa menjadi kesempatan emas Indonesia untuk memperbaiki catatan buruk kinerja ekspor non-komoditas selama pandemi.

Mudah bukan? Jadi tunggu apalagi? Yuk manfaatkan kekayaan Indonesia sebagai salah satu peluang bisnis ekspor impor. Dengan memanfaatkan peluang ini, kamu bisa dengan mudah mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Di mana, keuntungan ini bisa kamu gunakan untuk investasi baik reksa dana maupun saham. Namun, jika dirasa kamu belum mampu memulai bisnis ini, kamu masih bisa mendapat keuntungan dengan memulai investasi di Ajaib.co.id.

Artikel Terkait