Saham

Divestasi Saham Freeport: Impian yang Menjadi Nyata

Divestasi Saham Freeport akhirnya secara resmi berhasil terealisasi sepenuhnya pada bulan Desember tahun 2018 lalu. Ini merupakan sejarah tersendiri bagi Indonesia. Karena sejak 51 tahun Freeport beroperasi di bumi Cendrawasih, akhirnya mayoritas saham perusahaan asal Amerika Serikat bisa dimiliki oleh Indonesia.

PT Freeport Indonesia memiliki usaha tambang emas terbesar di dunia sejak tahun 1973. Hingga kini Freeport berhasil mendirikan tambang bawah tanah berkedalaman 700 Km. Meski sudah ditambang begitu dalam, kekayaan emas di pertambangan tersebut disinyalir masih melimpah.

Dengan kandungan emas begitu melimpah, wajar saja perusahaan dari Amerika Serikat ini ingin memperpanjang kontrak beroperasinya hingga tahun 2041. Pemerintah Indonesia mengabulkan perpanjangan kontrak tersebut, namun dengan persyaratan pembagian saham yang mayoritasnya dimiliki oleh Indonesia.

Kepemilikan saham Freeport atas nama Indonesia diwakilkan oleh PT Indonesia Asahan Alumunium atau lebih dikenal sebagai PT Inalum. PT Inalum adalah perusahaan tambang pelat merah yang dimiliki oleh Indonesia. Dahulu PT Inalum hanya memiliki saham PT Freeport Indonesia sebesar 9,36%. Kesepakatan yang didapat, PT Inalum akan memiliki 51,2% saham Freeport.

Untuk bisa mencapai persentase tersebut, Indonesia menebusnya dengan biaya yang begitu besar, yaitu sekitar Rp56,1 triliun. Biaya tersebut tidak langsung terkumpul, melainkan dikumpulkan perlahan selama kurun waktu dua tahun, yakni hingga tahun 2018. Jumlah persentase saham milik Indonesia tersebut ternyata dibagi lagi pada dua pihak, sebagian besar dimiliki oleh PT Inalum yang menguasai saham hingga 41,2%, sisanya 10% dimiliki oleh Pemda Papua.

Dengan pembagian tersebut yang didapat dari pembagian keuntungan Freeport Indonesia tidak hanya jatuh pada para pemegang saham, tapi juga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Papua, dan tentunya juga Indonesia. Wajar jika divestasi saham Freeport dilakukan dengan rencana yang matang karena diharapkan akan menguntungkan hajat hidup orang banyak.

Keberhasilan divestasi saham Freeport ini menjadi impian yang jadi nyata bagi Indonesia. Nilai keuntungan yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia sangatlah besar. Menjadi perusahaan tambang emas terbesar di dunia, kekayaan PT Freeport Indonesia ditaksir mencapai Rp2.400 triliun. Belum lagi pajak usaha yang harus PT Freeport Indonesia yang mencapai  Rp10,8 triliun per tahun.  

Tentu saja divestasi saham Freeport ini tidak berlangsung cepat, tapi sudah direncanakan selama bertahun-tahun. Pembelian saham ini sudah dilakukan sejak tahun 2017. Ada 11 bank yang ambil andil dalam mendanai saham Freeport tersebut. Namun, daftar nama bank itu sengaja dirahasiakan untuk alasan keamanan.

Selama dalam masa pembelian saham, banyak pro dan kontra yang terjadi di masyarakat. Tapi rasanya kita patut berbangga karena Pemerintah Indonesia melakukan keputusan yang cukup berani dan selangkah lebih maju. Bukan tidak mungkin tambang emas di Mimika, Papua tersebut akan sepenuhnya dikuasai oleh Indonesia nantinya.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait