Analisis Saham

Perlu Wait and See Sebelum Beli Saham KREN

Perlu Wait and See Sebelum Beli Saham KREN

Ajaib.co.id – Kresna Graha Investama Tbk (dahulu Kresna Graha Sekurindo Tbk) dengan kode saham KREN ini berdiri pada tanggal 10 September 1999. Untuk memulai kegiatan usahanya secara komersialnya pada tahun 2000.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan dipaparkan ruang lingkup kegiatan usaha KREN bergerak dalam bidang perusahaan investasi (investment company). Aktivitas bisnis utama KREN yakni melakukan investasi di berbagai bidang.

Utamanya di bidang jasa keuangan dan usaha e-commerce. Berjalannya kegiatan usaha KREN ini didukung oleh beberapa anak usaha. Di antaranya, PT Kresna Asset Management (bergerak di bidang manajer investasi), PT Kresna Securities (KS) (perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek) dan PT Kresna Usaha Kreatif (perdagangan dan investasi).

Pada 10 Juni 2002 silam, KREN mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK. Pernyataan ini untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KREN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp215,- per saham dan disertai sebanyak 20.000.000 Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2002.

Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham KREN

Pandemi Bikin Bisnis KREN Rugi Ratusan Miliaran Rupiah

Dilansir dari cnbcindonesia.com, emiten perusahaan investasi, PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), harus menelan kerugian bersih sebesar Rp266,61 miliar pada 2020 lalu. Namun, dalam laba bersih sampai dengan periode September 2020. Perusahaan seperti ikut terdampak pandemi covid-19 yang amat parah saat 2020 lalu.

Capaian ini tentunya amat berkebalikan dengan kinerja keuangan pada September tahun 2019 yang mampu meraih laba bersih Rp 167,6 miliar. Kondisi ini pun menyebabkan, laba per saham dasar KREN menjadi minus 14,64 per saham dari sebelumya Rp9,21 per saham.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan induk perusahaan Grup Kresna ini, pendapatan usaha pada akhir kuartal III tahun 2020 tercatat sebesar Rp8,53 triliun atau naik 2,9% dibanding periode yang sama tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp8,289 triliun.

Lebih rincinya, untuk pendapatan perseroan dikontribusi dari teknologi dan digital sebesar Rp 8,68 triliun, naik dari sebelumnya Rp 7,87 triliun. Sedangkan, dari pos keuangan dan investasi masih membukukan kerugian Rp 150,57 miliar dari sebelumnya memberikan andil pendapatan Rp 417,38 miliar.

Hal ini diperparah dengan neban perseroan yang mengalami kenaikan sebesar 10,43% menjadi Rp8,72 triliun dari Rp7,89 triliun. Hal ini telah menyebabkan KREN membukukan rugi usaha pada akhir kuartal III 2020 sebesar Rp189,25 miliar, atau turun 53,96% dibandingkan dengan akhir kuartal III 2019, yang mencatat laba usaha Rp390,49 miliar.

Laba Bersih Bisnis KREN di 2019 Mulai Turun

Terlepas dari kondisi pandemi, emiten Kresna Graha Investama Tbk bisnsnya sempat mengalami penurunan laba bersih. Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam miliaran rupiah)

Laporan Laba Rugi 2019 2018 2017
Penjualan bersih 11.616 7.213 2.854
Laba Usaha 447 752 325
Laba Neto 216 504 293

Pada 2019 mengantongi pendapatan senilai Rp11,6 triliun sepanjang 2019. Pendapatan ini sebenarnya tercatat meningkat 61% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang senilai Rp7,2 triliun. Manajemen perusahaan dilansir dari bisnis.com menjelaskan kontributor terbesar pendapatan berasal dari segmen teknologi dan digital, yang menyumbang 95,5% dari total pendapatan sepanjang 2019.

Penghasilan perusahaan dari segmen teknologi dan digital ini mampu membukukan peningkatan 74,4% dibandingkan dengan 2018. Dari Rp6,4 triliun pada 2018 menjadi Rp11,1 triliun pada 2019. 

Dampak lanjutannya, laba operasi/usaha dari segmen ini berhasil mencatat pertumbuhan 48,8% yoy. Angka ini melonjak dari Rp96,8 miliar pada 2018 menjadi Rp144,1 miliar pada 2019.  Namun, untuk laba bersih KREN sepanjang 2019 justru harus merosot 57,1%menjadi Rp216,1 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang senilai Rp503,5 miliar.

Manajemen pun mengatakan perseroan akan terus mematuhi komitmennya untuk menghasilkan wealth creation untuk para shareholders. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh ROAE 13,8% pada 2019.

Sementara itu, untuk segmen finansial dan investasi mencatatkan penurunan 40,5% secara tahunan dan 57,1%, menjadi Rp447,1 miliar dan Rp216,1 miliar. Selain itu, posisi kas bersih pada 2019 tercatat senilai Rp1,8 triliun. 

Bila dibandingkan dengan 2018, berarti perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan dari produk pada 2019. Akan tetapi ada biaya penjualan dan beban perusahaan yang lebih besar pada 2019 sehingga membuat laba bersihnya harus terkoreksi.

Untuk rasio keuangan perusahaan tercatat masih membiaya perusahaan dengan modal sendiri artinya tidak bergantung dengan utang Terlihat dari Berikut data rasio keuangan perusahaan yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:

Rasio 2019
ROAA 5,5%
ROE 13,8%
NIM 1,9%
DER 0,5 X

Prospek Bisnis KREN Kedepannya

Seperti diketahui, bisnis KREN pada 2020 lalu mengalami kerugian akibat pandemi covid-19. Perusahaan sejak 2020 mengaku tidak mematok target muluk-muluk untuk kinerja bisnis.

Perseroan juga mengakui tak akan terlalu agresif dalam menghabiskan alokasi belanja modal perusahaan. Direktur Utama Kresna Graha Investama Michael Steven tidak memiliki target angka spesifik soal pertumbuhan kinerja perseroan tahun ini. Pihaknya menyatakan fokus utama mereka adalah mempertahankan pendapatan perseroan.

Lebih lanjut dia juga mengutarakan bahwa pihaknya akan lebih mengoptimalkan ekosistem dan infrastuktur yang ada, daripada agresif dalam berekspansi bisnis. KREN juga akan lebih fokus menjaga arus kas perseroan dan tak akan banyak menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex).

Akan tetapi, dia juga tak menutup kemungkinan untuk berekspansi terutama jika hal tersebut tak membutuhkan pengeluaran kas, misalnya dengan cara barter saham dengan perusahaan lain.

Untuk kamu investor yang tertarik pada emiten KREN sebaiknya untuk tetap memantau pergerakan bisnis dan saham perusahaan. Terlebih saat ini posisi KREN dalam kondisi merugi. Perusahaan juga belum menyampaikan kepada media atau publik bagaimana strategi bisnis pada 2021 secara spesifik dan detail.

Artikel Terkait