Bisnis & Kerja Sampingan

Mengejar Mimpi Bikin Startup? Ini yang Wajib Diperhatikan

Mengejar mimpi
Mengejar mimpi

Ajaib.co.id – Berbicara mengenai mengejar mimpi, banyak lulusan universitas yang bercita-cita memiliki perusahaan rintisan atau lebih dikenal dengan startup. Pada saat ini, bekerja di startup sedang naik daun. Terlebih lagi, banyak startup sukses di Indonesia yang faktanya orang di balik startup itu masih muda.

Siapa sih yang tak ingin sukses di usia muda dan mengantongi banyak aset serta masa tua terjamin? Tentu, hampir semua orang menginginkan hal tersebut. Apalagi, di zaman dengan akses informasi yang serba cepat dan serba mudah ini. Sangat sayang dilewatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini kalau sekadar memilih tidak menjadi siapa-siapa.

Seperti seleksi alam, sebagai makhluk hidup kamu harus bisa beradaptasi dengan keadaan saat ini. Bila tidak, kamu akan tertinggal atau bahkan punah. Seperti itulah keadaan teknologi saat ini. Perkembangannya serba cepat dan mengejutkan.

Hampir semua hal tergantikan oleh teknologi, serba muda dan cepat. Dulunya, orang-orang takut nomor smartphone mereka tersebar dan diketahui oleh orang asing. Sekarang, tak lagi demikian, sebab nomor smartphone digunakan untuk memesan makanan via aplikasi dan sebagainya.

Itu sedikit gambaran mengenai perkembangan teknologi saat ini. Tentunya, perkembangan tersebut berkat andil anak-anak muda yang cerdas serta penuh ambisi seperti kamu.

Di Indonesia banyak sekali perusahaan rintisan atau startup. Sudah pasti banyak yang tumbang di tahun pertama. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti tak adanya investor, CEO terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, serta berkurangnya minat masyarakat dengan teknologi yang startup tersebut.

Sebelum berjalan lebih jauh mengenai mengejar mimpi dengan mendirikan startup, akan lebih baik mempelajari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh CEO startup di tahun pertama.

Dengan mempelajari kesalahan startup lain, kamu bisa menilai dan menganalisis bagaimana seharusnya ketika mendirikan sebuah perusahaan. Bukan berarti kamu tidak akan melakukan kesalahan kelak, tetapi itu akan meminimalkan kesalahan.

1.     Mengejar Kepopuleran

Memang popularitas bisa mendukung bisnis dengan cepat. Dikenal banyak orang bisa menjadi peluang sangat bagus bagi perusahaan rintisan. Tapi, di awal tahun startup adalah masa-masa rentan goyah. Bisa jadi, belum ada satu tahun berjalan impianmu sudah pudar.

Bagi startup di awal tahun, bisa ingin mengejar publikasi harus tahu tujuannya apa. Menggelontorkan banyak dana untuk mengundang wartawan maupun awak media lainnya, belum tentu memberikan imbas yang bagus bagi perusahaan. Oleh sebab itu, alangkah baiknya mencari tujuan awal publikasi, sebelum mengeluarkan dana berlebih.

2.     Kontrol Keuangan

Semangat menggebu-gebu, terkadang tak bagus untuk kelangsungan perusahaan rintisan. Biasanya, pada CEO akan mencari cara untuk mendapatkan investor agar perusahaannya bertahan lebih lama. Akan tetapi, kesalahan yang banyak dilakukan yakni pengeluaran jadi tak terkontrol.

Dana yang didapat cukup banyak, membuat CEO lupa bahwa dana tersebut bisa terkuras habis apabila tidak dialokasikan dengan baik. Untuk itu, kontrol pemasukkan dan pengeluaran sangat perlu. Perencanaan bisnis dan alokasi dana harus dilakukan secara rinci.

3.     Menjalankan Startup Sendiri

Pada dasarnya manusia tidak bisa bekerja sendiri. Tuhan menciptakan segalanya berpasangan, bukan tanpa alasan. Tentu agar kamu memiliki teman untuk saling membantu. Meskipun kamu memiliki keahlian dan kemampuan, tak lantas membuatmu tak membutuhkan orang lain.

Menjalankan startup sendiri itu bukan solusi. Alih-alih perusahaan berkembang, kamu sudah lelah sendiri karena mengurus segalanya sendirian. Mencari partner adalah solusi. Para CEO startup yang kini besar pun merintisnya tidak sendirian. Mereka memiliki partner yang satu visi dan tujuan.  Dengan cara ini kamu bisa mengejar mimpi lebih cepat.

4.     Terburu-buru Dalam Memutuskan

Keputusan-keputusan yang salah biasanya diputuskan ketika hati sedang menggebu-gebu. Terbawa oleh semangat baru merintis perusahaan. Sehingga, mengambil keputusan yang terburu-buru. Banyak bayangan yang kamu inginkan, tetapi pada kenyataannya ketika dijalankan tidak berjalan dengan baik.

Terutama untuk kamu yang nekat keluar dari pekerjaan lama untuk mengejar mimpi memiliki perusahaan rintisan. Alangkah baiknya mematangkan perusahaanmu dengan tetap bekerja di tempat lain. Jelas, ini untuk kekuatan dana perusahaan kamu. Bila kamu gagal, masih ada pilihan lain untuk bertahan. Memutuskan sebuah pilihan ketika hati dan pikiran tenang adalah keputusan terbaik. Jangan sekadar mengejar mimpi, sampai melupakan logika yang matang.

5.     Komunikasi Kurang Baik

Dalam segala aspek hubungan, pasti memerlukan komunikasi. Hubungan apa pun itu. Dalam kasus sekarang ini hubungan antar rekan kerja. Komunikasi yang baik dan terbuka adalah kunci dari langgengnya hubungan. Dengan demikian, setiap anggota akan tahu isi pikiran anggota lainnya. Oleh karena itu, cari rekan kerja yang memiliki ambisi dan tujuan sama.

6.     Kemauan Minim

Besarnya modal semangat di awal, biasanya melunturkan semangat setelahnya. Kemauan CEO yang ternyata sangat minum membuat startup gagal. Umumnya, pemilik akan merasa pesimis dengan hasil yang telah dicapainya, sampai akhirnya menyerah. Memiliki startup bukan sekadar karena tidak memiliki investor, tetapi banyak faktor. Salah satunya dari pemimpin atau pemilik.

7.     Tidak Menguasai Produk

Kurangnya riset mengenai produk atau layanan dari startup yang kamu dirikan pun bisa menjadi faktor gagalnya perusahaan rintisan. Pahami lebih dalam mengenai produk atau layanan perusahaan kamu, sehingga kamu bisa menjelaskan kepada calon investor kelebihan serta kekurangan produk atau layanan kamu.

8.     Tidak Tahu Target Pasar

Sebelum memutuskan mendirikan startup lebih banyak riset mengenai target pasar. Siapa yang akan memakai produk atau layanan kamu? Bagaimana karakteristik calon customer kamu? Sangat penting membuat pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk riset.

Nah itu dia beberapa kesalahan yang dilakukan startup  di tahun pertamanya. Kamu bisa mempelajarinya dan menerapkannya untuk startup yang kamu dirikan. Jangan menyerah untuk mengejar mimpi, ya!

Artikel Terkait