Dunia Kerja

Salesman Bukan Pekerjaan yang Harus Dihindari Anak Muda

Menjadi salesman seringkali dijadikan pilihan terakhir dalam menentukan karir. Tak jarang para lulusan baru yang mencoba peruntungan akhirnya menyerah pula di tengah jalan. Banyak alasan mengapa profesi salesman sering dianggap remeh padahal pekerjaannya cukup sulit. 

1. Ada pandangan bahwa pekerjaan salesman bersifat persuasif bahkan agresif 

Pandangan bahwa menjadi salesman berarti membujuk orang lain untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan sering terbersit di benak kita. Bahkan di beberapa kesempatan mereka cukup agresif, sedikit memaksa dan terlihat sangat kukuh membujuk calon pembeli karena harus mengejar target penjualan yang ditentukan perusahaan

2. Umumnya harus berpenampilan menarik dan percaya diri 

Stereotip lain yang melekat kuat pada profesi salesman adalah penampilan dan kepercayaan diri. Salesman memang identik dengan pakaian rapi, parfum yang harum semerbak, dan senyum yang selalu terpancar, serta kelihaian bersilat lidah. 

3. Banyak yang percaya bahwa kemampuan sales adalah bakat dari lahir 

Nyatanya dalam kehidupan sehari-hari kita akan sering bertemu orang-orang yang sejak kecil memiliki bakat alamiah untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka bisa memulai pembicaraan dengan sangat lancar, tanpa terlihat dibuat-buat atau dipaksakan.

Selain kemampuan interpersonal, seorang salesman akan lebih optimal saat didukung dengan kemampuan mengendalikan emosi. Intelijensi emosional ini yang banyak disebut pula sebagai bawaan lahir walaupun sebenarnya kedua hal tadi bisa dilatih. 

4. Akan sering mengalami penolakan 

Penolakan bukanlah hal yang mudah diterima apalagi jika di percobaan pertama, penolakan yang didapatkan sangat memalukan hingga menimbulkan trauma. Tidak semua orang bisa menyikapinya dengan bijak, itulah salah satu alasan mengapa menjadi salesman bukanlah pilihan pertama kebanyakan orang kecuali mereka benar-benar punya mental baja. 

5. Sering melihat contoh teknik sales yang buruk 

Salesman yang kamu temui di kehidupan sehari-hari seringkali memberikan contoh buruk. Memaksa alias agresif, suka berbicara besar tanpa bukti nyata, dan mungkin saja tipu muslihat yang membuat siapapun kurang simpatik apalagi percaya pada produk yang mereka pasarkan.

Pakaian mereka terlewat rapi dengan model pekerjaan yang juga kurang menarik di era sekarang. Berkeliling dari rumah ke rumah misalnya, pasti bukan hal yang akan dilakukan anak muda masa kini untuk mengais rezeki. 

Tak heran jika salesman tidak dilirik sebagai prospek pekerjaan anak muda yang menjanjikan. Di era digital ini, anak muda lebih tertarik dengan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi. Namun, bukan berarti profesi salesman ditinggalkan begitu saja.

Sales merupakan bagian prominen dari sebuah bisnis. Tanpanya bisnis tidak akan berjalan sesuai dengan harapan apalagi menghasilkan keuntungan bagi para pegiatnya. 

Alasan Kenapa Posisi Salesman Dibenci

Tentu saja, teknik penjualan harus berganti sehingga para pekerja muda ini tidak melihatnya sebagai pekerjaan yang melelahkan dan penuh dengan target yang tidak realistis. Berikut beberapa kesalahan manajemen penjualan yang sering membuat posisi salesman dihindari bahkan dibenci. 

1. Terlalu banyak rapat internal yang menghabiskan waktu

Daripada mengadakan rapat-rapat yang kurang efektif, lebih baik rapat dilakukan dalam waktu singkat dan melibatkan yang berkepentingan saja. Mengingat seharusnya salesman bisa memanfaatkan waktunya untuk berjejaring dan melakukan pendekatan pada target konsumen baru. 

2. Sistem pelaporan yang rumit dan memakan waktu

Selain waktu yang tersita untuk rapat internal, performa salesman seringkali rendah karena waktunya habis untuk membuat laporan harian. Akan lebih baik jika ada aplikasi atau format khusus yang memudahkan sales menuliskan laporan kinerja dan penjualannya. 

3. Menyatukan marketing, customer service, dan sales dalam satu wadah 

Seharusnya seorang salesman hanya fokus pada proses penjualan, tidak mengurusi masalah marketing atau promosi. Tidak juga menjadi customer service yang melayani pertanyaan seputar produk yang akan dan sudah dibeli. Sales harusnya fokus melayani calon konsumen yang sudah positif punya peluang lumayan besar untuk menjadi pelanggan produk mereka. 

Beda dengan divisi marketing yang berusaha mencari pemirsa sebanyak mungkin dengan beragam tools yang ada, salesman sudah memiliki target-target konsumen yang spesifik. Meski tidak harusnya disatukan dan dibebankan pada satu divisi, ketiga elemen penting dalam distribusi di atas harus bekerjasama dengan baik dan sinergis. 

4. Memasang target yang tidak realistis 

Banyak salesman yang membenci pekerjaannya karena tuntutan yang kurang realistis. Memasang target memang diperlukan untuk membuat pegawai giat bekerja, tetapi akan lebih baik jika target yang dipasang sesuai dengan kemampuan dan standar yang jelas. 

Salesman yang Ideal 

Tidak hanya dari segi manajemennya saja, salesman yang ideal juga dibentuk dari karakter pegawai sendiri. Ada beberapa keahlian yang bisa dilatih dan dikuasai seorang salesman

1. Menguasai dengan baik produk atau jasa yang ditawarkan 

Hal ini penting bagi seorang sales representative yang akan menjelaskan panjang lebar tentang produk mereka pada calon konsumen. Tidak hanya kelebihan, memberikan penjelasan terus terang tentang beberapa kekurangan juga bisa jadi nilai plus yang membuat produk tampak lebih realistis.

Dengan begitu, calon konsumen pun bisa mempertimbangkan dengan bijak apa yang mereka bisa dapat dan harus dikorbankan saat menggunakan produk atau jasa yang dijual tersebut. 

2. Memahami beberapa teknik sales 

Ada tiga teknik sales yang paling umum, yaitu cold leads, warm leads, dan hot leads. Berikut penjelasannya. 

  • Cold

istilah yang digunakan sales untuk menandai target-target yang belum familer dengan produk atau jasa mereka. Salesman biasanya sudah memiliki kontak mereka, tetapi belum melakukan pendekatan apapun untuk menjadikan mereka konsumen. Di level ini, sales bisa mengandalkan tools yang dimiliki marketing seperti berinteraksi di media sosial atau terus melakukan promosi. 

  • Warm 

Merupakan target yang sudah pernah mendengar produk/jasa mereka dan memiliki ketertarikan untuk membeli. Biasanya mereka sudah mengikuti laman media sosial, mengunjungi situs, bahkan melakukan kontak awal. Untuk menanganinya, salesman umumnya menggunakan pendekatan berupa email profesional hingga undangan untuk uji coba. 

  • Hot leads

Target yang sudah menunjukan opini positif mereka pada produk/jasa. Target ini punya peluang besar untuk menjadi konsumen dan sudah dekat menuju ke arah transaksi. Biasanya untuk target macam ini, sales bisa melakukan pertemuan tatap muka, mempresentasikan proposal, hingga menawarkan kontrak dan harga spesial pada mereka. 

3. Relasi publik dan negosiasi 

Seorang sales memang harus memiliki penampilan yang menyakinkan sehingga membuat calon klien atau konsumen tertarik. Tak bisa dipungkiri bahwa orang cenderung melihat sesuatu dari tampilan luar.

Namun, pekerjaan ini juga membutuhkan soft skill lain yang tak kalah prominen. Seseorang harus pandai bernegosiasi dan menjaga hubungan baik dengan mitra, baik yang prospektif maupun tidak. Semua bisa dipelajari dengan ketekunan dan kemauan. 

4. Pengetahuan bisnis yang mumpuni 

Seorang salesman juga harus memiliki pengetahuan perihal masalah bisnis yang tak sembarangan. Mereka memegang peran kunci dalam pembuatan perjanjian nantinya, sehingga kemampuan jeli melihat sebuah perjanjian hitam di atas putih harus dikuasai. Tanpanya, bisa saja perusahaan dirugikan. 

5. Manajemen waktu dan perencanaan yang tepat 

Seorang sales seringkali dibebaskan untuk membuat rencana harian sendiri, terkait klien yang harus ditemui dan lain sebagainya. Tentu hal ini membutuhkan kemampuan manajemen waktu yang cerdas.

6. Mampu berempati pada calon klien atau konsumen 

Kesalahan umum yang terjadi dalam proses penjualan adalah pemaksaan kehendak dan tipu muslihat. Padahal sebagai sales, seseorang harusnya berempati pada masalah yang sedang dihadapi klien atau konsumen.

Berbekal itu, salesman pun bisa menemukan formula tepat untuk menawarkan produk mereka sebagai jawaban atas masalah klien. 

Daripada terus menjelaskan perihal produk/jasa, akan lebih baik jika salesman memberikan kesempatan bagi calon klien mereka untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan keluh kesah mereka. 

7. Profesional dan menepati janji 

Tepat janji adalah cara mudah menilai profesionalitas seseorang. Sales yang merupakan representasi perusahaan pun dituntut memiliki etos kerja seperti ini. Saat sales sudah mengingkari janji bahkan terpergok menipu, klien akan langsung memasukan mereka ke dalam daftar hitam.

Sebenarnya tipe profesi sales sama-sama menguras tenaganya dengan seorang pengusaha. Butuh komitmen tinggi dan kemauan keras untuk memajukan sebuah usaha atau dalam hal ini penjualan. Untuk itu, seorang sales memang harus memiliki kepedulian pada keberlangsungan usaha sebuah entitas bisnis. 

Sales Adalah Sebuah Pemecahan Masalah 

Meski dianggap remeh dan dihindari utamanya oleh anak muda, salesman memegang peranan penting dalam rantai ekonomi, termasuk bisnis masa kini. Google sebagai contoh menemukan solusi marketing dan sales lewat AdSense.

Marketing dilakukan dengan menawarkan produk atau jasa yang sesuai dengan demografi target yang diminta klien. Masih dilanjut dengan sales yang dilakukan lewat pemanfaatan cookies dan jejak digital target saat melakukan pencarian di mesin pencarian mereka.

Di perusahaan manapun sales masih ada dan memegang peran krusial dalam keberlangsungan perusahaan. Jika bukan untuk mendistribusikan produk atau jasa yang sudah diproduksi, sales bertugas pula menjalin hubungan dengan mitra-mitra yang strategis untuk mengembangkan platform bersama, hingga mencari pengguna-pengguna baru untuk menarik klien yang hendak beriklan.

Pekerjaan mereka juga tidak mudah sama sekali. Ada banyak keahlian yang harus dikuasai atau setidaknya dipelajari ketika terjun menjadi salesman. Tidak hanya kemampuan bersilat lidah dan karisma saja, ketelitian dan manajeme seharusnya pun dikuasai. 

Untuk anak muda, pekerjaan sales yang dianggap kurang menarik bisa jadi lahan bagimu untuk belajar banyak hal baru. Satu sampai dua tahun setelah lulus kuliah adalah waktumu untuk menyerap banyak ilmu yang sebelumnya tidak ada di sekolah.

Bidang sales bisa membantumu untuk belajar banyak, termasuk membentuk attitude-mu sebagai seorang pekerja. Tidak harus melakukannya dengan cara lawas, ada banyak inovasi yang bisa dilakukan di era digital ini.

Mengingat milenial dan generasi Z sendiri punya reputasi sebagai masyarakat dengan budaya konsumsi tinggi, sebenarnya seorang sales punya peluang untuk mendulang sukses. Beberapa inovasi baru yang bisa dilakukan antara lain. 

1. Menggunakan strategi Business to Business (B2B). 

B2B adalah kegiatan menjual produk atau jasa pada sesame pebisnis. Utamanya pebisnis kecil mengingat banyak anak muda yang sekarang membuat bisnis sendiri. Mereka tentu butuh produk atau jasa yang bisa mewadahi kebutuhan tersebut. 

2. Menekankan strategi soft-selling  

Bukannya promosi dengan cara yang terus terang, pekerjaan sales bisa dilakukan dengan cara menjual produk/jasa tanpa disadari oleh pemirsa. Misalnya melalui iklan yang dikemas dalam bentuk film pendek atau vlog, infografis dan foto menarik yang diunggah di media sosial, dan lain sebagainya.

Bedakan antara media sosial dengan katalog produk dan jasa. Media sosial adalah magnet untuk menarik calon konsumen pergi menengok katalog. 

3. Mempermudah interaksi 

Tidak harus bertemu secara formal, jika kamu bekerja di sektor yang kebanyakan aktornya adalah anak muda silakan permudah interaksi. Bisa dengan bertemu di kafe atau coworking space yang nyaman, hingga memanfaatkan fitur chat yang responsif bagi calon klien yang tertarik. 

Di masa kini menjadi sales tidak seburuk yang dibayangkan. Perannya pun masih sangat prominen dan tidak bisa dihapuskan begitu saja. Dengan pendekatan-pendekatan modern, pekerjaan sales menjadi lebih menyenangkan tanpa menghilangkan tantangannya.

Baca artikel edukasi menarik lainnya hanya di blog Ajaib.

Artikel Terkait