Teknologi

Buzzer, Profesi yang Sedang Cukup Tren di Era Digital

Ajaib.co.idBuzzer merupakan salah profesi ternama yang ada di era digital ini. Tidak ada yang tahu pasti kapan buzzer mulai ada. Namun, ada yang memperkirakan buzzer mulai ada sejak tahun 2006. Lalu penggunaannya secara masif dilakukan ketika media sosial semakin beragam dan digunakan oleh banyak orang. Lalu, sebenarnya apakah buzzer itu?

Pengertian Tentang Buzzer

Buzzer atau pendengung awalnya adalah bentuk promosi secara berkala yang dilakukan oleh sebuah brand, baik brand jasa dan brand barang. Contoh mudahnya kamu mungkin pernah melihat merek-merek yang sedang trending di media sosial Twitter, hal itu bisa terjadi karena ada gerakan dari buzzer yang melakukan tweet secara berkala dalam kurun waktu tertentu. Buzzer ini biasanya tidak hanya satu akun. Sebuah brand biasanya menyewa banyak akun untuk mempromosikan produk mereka.

Syarat menjadi buzzer kala itu pun ada ketentuannya tersendiri. Misalnya, harus menggunakan akun asli, bukan akun yang baru dibuat, harus memiliki followers minimal seribu. Biasanya semakin banyak jumlah followers-nya, bayarannya pun akan semakin banyak. Jadi, intinya seorang buzzer harus punya jaringan yang luas. Hidup di era digital ini memang paling pas melakukan promosi melalui internet karena kekuatannya pun cukup berpengaruh terhadap penjualan.

Buzzer Tidak Hanya untuk Promosi Brand

Namun, sekarang buzzer tidak hanya digunakan untuk promosi brand. Fungsi buzzer kini sudah bergeser karena digunakan juga dalam permainan politik. Di Indonesia, buzzer politik hadir di tahun 2012 dan sempat membuat panas jagad internet karena kubu-kubu yang saling sikut untuk membuat politikus mereka jadi trending. Dunianya memang berbeda dengan branding sebuah produk, tapi cara kerjanya hampir sama, dan tujuannya pun juga begitu, yaitu memengaruhi khalayak yang lebih luas untuk mengikuti apa yang disampaikan.

Buzzer-buzzer yang menjalankan misi politik ini adalah buzzer pilihan. Mereka biasanya hanya patuh pada politikus tertentu. Dan membantu si tokoh politik dalam menjalankan misinya di dunia digital. Jadi, politikus pun akan mengajukan kriteria yang ketat untuk memilih buzzer tersebut. Dia bersedia memberikan sejumlah uang untuk bayaran si buzzer. Berapa jumlah uangnya, tidak ada yang tahu karena menjadi buzzer seperti ini tidak memiliki patokan.

Buzzer politik juga harus tahan terhadap serangan yang dialamatkan padanya dari kaum kontra. Jadi, seorang buzzer politik harus siap dengan segala konsekuensi dan punya mental yang kuat. 

Menjadi Buzzer Bisa Menjadi Profesi Paling Menguntungkan di Era Digital

Menjadi buzzer yang mempromosikan sebuah brand pun bisa mendatangkan keuntungan padamu. Bisa juga menjadi pekerjaan tetap asalkan kamu konsisten melakukannya dan dilirik oleh brand. Era digital yang semakin maju ini memang membuat kemunculan profesi-profesi baru seperti buzzer. Kamu bisa memilih diam atau mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan kesempatan yang ada. Menjadi buzzer sebuah brand ini juga bisa kamu lakukan di manapun. Tempat dan waktunya fleksibel, jadi kamu bisa menyesuaikan jadwal yang dimiliki. Buzzer juga biasanya tidak akan bekerja di dini hari karena kebanyakan orang juga sedang tidur, jadi kamu tidak perlu khawatir bakal kerja lembur karena hal itu kemungkinan tidak terjadi.

Lalu, apa yang harus kamu lakukan agar bisa menjadi buzzer yang diincar oleh banyak brand? Inilah hal-hal yang harus kamu penuhi.

Jumlah followers yang banyak

Tidak bisa dipungkiri jika jumlah followers bisa membuatmu dilirik oleh brand yang ingin melakukan kerja sama. Apalagi jika kamu punya spesifikasi tersendiri yang sesuai dengan visi dan misi brand. Misalnya, kamu adalah seorang penerima beasiswa S2 di luar negeri. Kamu bisa saja didapuk sebagai buzzer untuk mempromosikan produk belajar online. 

Setelah dipilih seperti itu, biasanya pihak brand akan menyampaikan hal-hal yang harus kamu ikuti. Jadi, kamu perlu melakukannya sesuai dengan prosedur mereka. Namun, kamu juga dibebaskan untuk berkreasi, yang penting didiskusikan saja terlebih dahulu. 

Kreatif

Menjadi seorang buzzer kamu dituntut harus kreatif. Mungkin awalnya kamu mengira hal itu mudah karena hanya memposting tulisan saja. Namun, tulisan dan konten ini harus dipikirkan matang-matang selain hashtag yang diusung oleh pihak bank. Kamu harus bisa menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mendorong netizen tertarik dengan apa yang kamu sampaikan. Tentunya penyampaiannya bukan dengan bahasa yang biasa saja. Kreativitasmu akan sangat diuji di sini. Jadi, jangan pernah lelah belajar mengolah kata dengan benar. Typo juga perlu dihindari agar nyaman dibaca.

Memahami apa yang disampaikan

Kamu bekerja sama dengan sebuah brand, kamu harus belajar dulu untuk memahami produk yang ingin kamu promosikan. Jangan sampai kamu salah menyampaikan informasi karena bisa terjadi kesalahpahaman. Intinya kamu harus menyampaikan informasi produk dengan benar. Tidak masalah jika awalnya kamu tidak mengenal produk yang akan kamu promosikan, yang penting kamu akan berusaha untuk memahaminya terlebih dahulu. 

Lalu, kamu juga tidak perlu mau bertanya pada pihak brand jika ada yang kamu tidak pahami. Semua itu demi kelancaran kegiatan promosi yang dilakukan.

Konsisten

Seorang buzzer di era digital ini juga perlu konsisten dalam melakukan pekerjaannya. Mungkin kamu akan merasa bosan karena sering berkutat dengan internet dan harus update berita terbaru, tapi di situlah tantangannya. Jika kamu konsisten melakukannya, pihak brand pun akan berdatangan mengincarmu. Jika kamu merasa bosan, kamu bisa sesekali melakukan pekerjaan di luar rumah, misalnya di café atau restoran yang lebih ramai.

Artikel Terkait