Komoditas

Harga Emas Tembus Level Tertinggi 9 Tahun Terakhir

indo gold

Ajaib.co.id – Harga emas (gold) tembus ke level tertingginya dalam sembilan tahun terakhir dengan  bergerak di atas level psikologis US$ 1.800/troy ons.

Mengacu pada data tradingeconomics, Pada perdagangan siang Kamis (9/7/2020) ini, harga emas di pasar spot berada di level US$ 1.811,47/troy ons. Dengan demikian harga logam mulia kuning tersebut sejak awal tahun telah naik lebih dari 19%.

Sumber: Tradingeconomics

Melansir CNBCIndonesia, melambungnya harga emas tak lain karena minat investor yang tinggi karena mencari instrumen investasi yang aman (safe haven) dari risiko ketidakpastian secara global belakangan ini.

Bagaimanapun juga pandemi virus corona belum berakhir. Malahan dalam beberapa waktu terakhir jumlah kasus melonjak lagi. Kota-kota seperti Beijing, Leicester hingga Melbourne akhirnya menerapkan lockdown untuk menekan penyebaran virus.

Tensi geopolitik yang tinggi terutama poros Washington-Beijing, semakin dekatnya pemilihan umum Amerika Serikat (AS), kerusuhan yang merebak di berbagai negara akibat kesenjangan sosial dan ekonomi membuat prospek ekonomi jadi suram.

Kondisi tersebut membuat emas sebagai aset safe haven diborong oleh investor. Reuters melaporkan untuk Exchange Traded Fund (ETF) dengan underlying emas pada paruh pertama 2020 telah menambah posisi (holdings) emasnya sebanyak 734 ton.

Di sisi lain banjir stimulus fiskal dan moneter yang ada juga mendukung harga emas untuk menguat.

Rendahnya suku bunga acuan, banyaknya uang yang disuntikkan ke perekonomian melalui program pembelian aset keuangan (QE), pinjaman lunak oleh bank sentral, hingga bantuan sosial dan stimulus fiskal lain oleh pemerintah telah menimbulkan adanya ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan.

Dolar AS yang terdepresiasi hingga imbal hasil surat utang pemerintah AS yang sudah sangat rendah, bahkan dengan real rates yang jauh lebih rendah membuat opportunity cost untuk memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas menjadi murah dan bullion semakin menjadi primadona.

“Harga emas terus terdorong oleh permintaan yang meningkat meski ada data makro ekonomi yang positif dan sentimen yang cenderung risk on…Pelemahan dolar telah mendukung emas, tetapi penyokong sebenarnya harga emas adalah imbal hasil asli” kata Suki Cooper analis dari Standard Chartered Bank.

Kendati harga emas sudah naik 19% tahu ini, tetapi emas masih di bawah rekor tertingginya di US$ 1.920 pada 2011 lalu. Bagaimanapun juga analis masih memandang prospek emas jangka menengah dan panjang masih baik.

Goldman Sachs memperkirakan dalam kurun waktu 12 bulan mendatang terhitung dari Maret, harga emas akan menyentuh level US$ 1.800 dan sekarang sudah kejadian. Sementara Bank of America (BoA) memperkirakan dalam 12 bulan mendatang sejak April harga emas akan menyentuh level US$ 3.000.

Harga Emas Tembus US$1.800, Kepemilikan ETF Emas Catat Rekor

Daya tarik emas sepanjang tahun ini terus menguat. Harga emas di pasar spot menembus US$1.800 per troy ounce dan arus masuk ke dalam ETF (exchange-traded funds) berbasis emas telah melampaui rekor total full-year yang ditetapkan pada tahun 2009.

Melansir bisnis.com, minat investor terhadap aset-aset safe haven melonjak di tengah dampak pandemi virus Corona (Covid-19) yang merobek perekonomian dunia.

Kondisi tersebut mendorong aliran masuk berkelanjutan ke dalam ETF berbasis emas ketika bank-bank sentral dan pemerintah negara-negara di dunia mengeluarkan program stimulus besar-besaran.

“Respons investor besar-besaran terhadap Covid-19 telah mendorong kepemilikan ETF ke level rekor, yang dampaknya telah melebihi penurunan permintaan perhiasan dan menyerap peningkatan daur ulang,” ujar Kepala analis logam mulia di HSBC Securities (USA) Inc. James Steel.

“Diperkirakan akan ada arus masuk lebih lanjut karena investor-investor merespons risiko yang meningkat dan imbal hasil yang rendah,” tambahnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Kepemilikan dalam ETF berbasis emas mencapai 3.234,6 ton pada Selasa (7/7/2020), menurut data awal yang dihimpun oleh Bloomberg, atau meningkat 655,6 ton sepanjang 2020, melampaui peningkatan tonase yang terlihat pada tahun 2009.

Sementara itu, harga emas memperpanjang kenaikannya pada perdagangan Rabu (8/7/2020) di tengah kekhawatiran seputar pandemi Covid-19, ketegangan baru antara Amerika Serikat dan China, serta melemahnya dolar AS.

Harga emas di pasar spot naik sebanyak 1,3 persen menjadi US$1,818.02 per troy ounce, level intraday tertinggi sejak September 2011, dan ditutup di US$1,808.89. Adapun spot perak menyentuh US$18,7741 per ounce, tertinggi dalam lebih dari empat bulan.

“Kita mungkin melihat pembelian baru datang dari para pedagang yang telah menanti,” tutur Kepala strategi komoditas di Saxo Bank A/S Ole Hansen.

Harga emas dan kepemilikan ETF diantisipasi akan memperpanjang kenaikannya. Goldman Sachs Group Inc. mengatakan logam mulia ini dapat mencapai rekor US$2.000 dalam 12 bulan ke depan dan JPMorgan Chase & Co. merekomendasikan investor untuk bertahan dengan emas.

Artikel Terkait