Saham

Informasi Indeks Harga Saham Gabungan yang Perlu Diketahui

informasi indeks harga saham gabungan

Ajaib.co.id – Kamu membutuhkan informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)? Kamu ada di artikel yang tepat. Pasalnya, redaksi Ajaib akan membahas mengenai pengertian dan informasi Indeks Harga Saham Gabungan. Disimak ya!

Apa Itu Indeks Harga Saham Gabungan?

Indeks Harga Saham Gabungan atau IDX Composite mencantumkan dan mengukur kinerja semua saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Juga dikenal sebagai Composite BEJ – indeks Bursa Efek Jakarta.

Di Mana Kamu Pernah Mendengar Tentang Index Composite IDX Atau Indeks Harga Saham Gabungan?

Pada 2016, indeks Komposit BEI dilaporkan sebagai salah satu tolok ukur berkinerja terbaik di Asia, mencatat kenaikan 15,32%. Ini mengikuti penurunan 15% pada tahun 2015 setelah pertumbuhan ekonomi yang melambat dan lonjakan suku bunga Federal Reserve AS menyebabkan volatilitas di pasar.

Informasi Indeks Harga Saham Gabungan Apa Saja yang Perlu Diketahui?

The IDX Composite atau Indeks Harga Saham Gabungan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk perhitungan indeksnya.

Bursa Efek Indonesia dikenal sebagai Bursa Efek Jakarta (BEJ) hingga 2007 ketika bergabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Indeks Komposit Bursa Efek Indonesia kemudian menjadi nama baru untuk indeks Komposit Bursa Efek Jakarta.

Dalam bahasa Indonesia indeks diterjemahkan menjadi Indeks Harga Saham Gabungan, yang disingkat IHSG.

Apa Saja Fungsi Indeks Harga Saham Gabungan?

Indeks harga saham mempunyai tiga manfaat utama. Yaitu: sebagai penanda arah pasar, pengukur tingkat keuntungan, dan tolok ukur kinerja portofolio.

1. Penanda Arah Pasar

Boleh dibilang, Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari sekelompok saham. Karena menggunakan harga hampir semua saham di BEJ dalam perhitungannya, IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama. Gampangnya, jika ingin melihat kondisi bursa saham saat ini, kita tinggal melihat pergerakan angka IHSG.

Jika IHSG cenderung menurun seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya harga-harga saham di BEI sedang menurun. Sebaliknya, jika IHSG cenderung meningkat, artinya harga-harga saham di BEI sedang naik.

2. Pengukur Tingkat Keuntungan

Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi di pasar saham. Sebagai contoh di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun sebelumnya IHSG bernilai 1400.

Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama 5 tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400-1400)/1400×100% = 214%. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah 214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk keuntungan dari dividen.

Tahun IHSG
2008 1400
2013 4400
Keuntungan 214%

3. Tolok ukur kinerja portofolio

Bila kamu memiliki reksadana atau portofolio saham, kamu bisa membandingkan kinerjanya dengan IHSG. Misalnya dalam 5 tahun terakhir IHSG naik sebanyak 214%. Kalau reksadana atau portofolio kamu kinerjanya di bawah angka tersebut, sebaiknya kamu perlu berganti strategi.

Informasi Indeks Harga Saham Gabungan (April 2020)

Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) dibuka pada zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Jumat (24/04). Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 4.566,96 atau turun 26,58 poin (0,58 persen) dibanding penutupan Kamis pada level 4.593,5.

Sebanyak 68 saham melaju di zona hijau dan 139 saham di zona merah. Sedangkan 90 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 402,6 miliar dengan volume 463,5 juta saham.

Sementara itu indeks saham Asia pagi ini dominasi bergerak pada zona merah. Indeks Nikkei Tokyo turun 0,56 persen, disusul oleh indeks komposit Shanghai yang juga turun 0,57 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong juga melorot 0,49 persen, sementara Indeks Strait Times Singapura juga merosot 1,13 persen.

Seperti yang dilaporkan oleh tim CNBC Indonesia, Kejatuhan IHSG tidak lepas dari aksi jual yang dilakukan investor asing. Hari ini, investor asing membukukan jual bersih (net sell) Rp 1,09 triliun di seluruh pasar.

Total transaksi pada perdagangan hari ini adalah Rp 6,2 triliun. Sedangkan frekuensi transaksi saham tercatat sebanyak 517.229 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebesar 5,3 miliar lembar saham.

Guncangan sentimen negatif masih terus menghantui pasar dalam sepekan terakhir. Mulai dari penambahan jumlah kasus Covid-19, hingga yang paling hangat jadi perbincangan yaitu akses penutupan transportasi keluar masuk Jabodetabek.

Investor pun merespon dengan syak wasangka buruk. Terbukti dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat telah mengalami kontraksi sebesar 2,99% atau menurun sebanyak. Hal ini tidak terlepas dari sentimen negatif yang terlalu mendominasi sehingga membuat investor panik.

Secara teknikal, IHSG telah menembus batas support di 4.535 sehingga mengejar batas selanjutnya di 4447. Dalam periode bulanan, IHSG masih menunjukkan pergerakan sideways dan mencoba membentuk uptrend.

Namun, jika sentimen negatif dalam dan luar negeri terus berlanjut, IHSG dikhawatirkan tak akan kuat menopang hantaman tersebut. Pada akhirnya, investor asing pun akan konsisten melakukan aksi jual.

Artikel Terkait