Bisnis & Kerja Sampingan

Memulai Usaha Terlalu Optimis Sering Berpotensi Kegagalan

Ajaib.co.id – Saat memulai usaha, nasihat yang paling sering diberikan kepada entrepreneur adalah, “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan!” atau “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda!” Secara garis besar, semuanya menekankan pada optimisme dan kegigihan.

Mungkin belum semua entrepreneur menyadari, bahwa optimisme seringkali memperbesar potensi kegagalan. Mengapa? Karena optimisme berakar pada emosi, bukan logika.

Optimisme diperlukan karena mampu melahirkan energi yang berlimpah, yang akan sangat berguna bagi perjuangan memulai usaha. Namun seperti layaknya emosi lainnya, optimisme juga cenderung mengaburkan penilaian.

Apabila ingin bertahan dan sukses dalam berbisnis, hal yang pertama harus dilakukan adalah, penting untuk menyadari kesalahan-kesalahan umum dan jebakan yang dapat merusak rencana membangun bisnis terbaik sekalipun.

Euforia Memulai Usaha

Berikut ini adalah beberapa kesalahan dalam cara memulai bisnis, yang diakibatkan euforia optimisme.

1. Pilihan bisnis yang salah

Menentukan jenis peluang bisnis, memulai usaha dan menyusun prioritas hal-hal yang akan dijalankan memang gampang-gampang susah. Memilih jenis bisnis secara asal-asalan atau ikut-ikutan akan sangat membahayakan nasib bisnis itu ke depan.

Akan sangat sulit untuk membuat usaha yang bidangnya tidak disukai dan dikuasai dengan baik secara teoritis maupun teknis. Namun memulai usaha dengan penuh passion, kecintaan, semangat dan harapan, juga tidak membuat bisnis lebih terjamin kesuksesannya.

Passion itu bagaikan bensin, sementara logika adalah kemudi. Tanpa kemudi yang mampu mengemudikan bisnis tepat ke arah kesuksesan, bisnis akan gagal. Nantinya akan ada banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari kesulitan produksi, efisiensi manajemen, hingga kompetisi pesaing.

Hanya mengandalkan optimisme akan memperbesar energi untuk mengupayakan sukses, tapi tidak mengecilkan potensi kegagalan, sehingga akhirnya bisnis tidak akan memiliki kesempatan untuk berhasil.

2. Visi kurang lengkap

Tidak adanya visi jangka pendek dan jangka panjang yang jelas untuk bisnis adalah resep manjur untuk gagal. Visi adalah “peta” perjalanan menuju kesuksesan. Pos-pos pencapaian bisnis harus jelas dan terukur. Tanpa visi, bisnis tidak bisa tumbuh apalagi berkembang.

3. Salah menetapkan harga

Apabila harga terlalu tinggi, pelanggan tidak akan membeli. Sebaliknya jika harga terlalu rendah, maka akan merugi. Kalkulasi semua faktor pembiayaan sebelum menentukan strategi harga, sangatlah penting bagi kelangsungan bisnis.

4. Meremehkan sumber daya dan modal

Semangat dan optimisme meluap di saat memulai usaha mengakibatkan sebuah kesalahan yang umum dibuat oleh pengusaha, yaitu membuat asumsi yang tidak realistis dan sembrono tentang bisnis, arus kas dan proyeksi keuangan.

Sebelum memulai usaha, wajib meluangkan waktu untuk memastikan secara persis berapa modal usaha yang dibutuhkan, dan apakah modal yang ada cukup untuk itu. Jika ternyata belum cukup, jangan sekali-kali memulai usaha itu dengan hanya bermodalkan semangat dan optimisme.

5. Mencoba memulai usaha dengan modal terlalu sedikit

Sebuah bisnis yang baru dimulai membutuhkan dukungan dana yang kuat, agar bisa membiayai hingga bisnis itu bisa berputar dengan rodanya sendiri. Pastikan dana modal cukup untuk itu, dengan secara cermat mengkalkulasi semuanya dalam perhitungan jangka waktu yang realistis.

Simpan dulu passion rapat-rapat di dalam kotak, karena bisa mengacaukan penghitungan rumus matematika. Jika modal ternyata tidak cukup, segera cari jalan strategis untuk mendapatkannya dan pelajari caranya dengan seksama. Tanpa modal tunai yang cukup, memulai usaha adalah sebuah halusinasi.

6. Tidak ada model bisnis yang kuat

Sebuah bisnis baru akan sulit tumbuh, apalagi berkembang, tanpa sebuah pemahaman yang jelas tentang bagaimana bisnis itu akan mampu mengembalikan modal dan mulai mendatangkan keuntungan.

Skema pengaturan jalur bagi produksi, distribusi dan marketing harus jelas, demi menghasilkan pendapatan untuk bisnis. Jika tidak, bisnis kemungkinan besar akan gagal.

7. Gagal mempekerjakan orang yang tepat

Memulai usaha bersama teman-teman terdekat dan orang-orang terpercaya dan berketerampilan tinggi adalah impian semua founder. Namun lebih penting dari semangat dan visi, kemampuan menempatkan pekerja yang tepat di tempat yang tepat adalah tantangan terberat.

Kualitas tim kerja akan mampu membuat perbedaan besar dalam bisnis. Telah banyak pengusaha sukses yang mempertimbangkan kualitas manusia sebagai kunci keberhasilan mereka. Temukan pekerja yang berbagi semangat dan visi, dan sepenuhnya berkomitmen untuk bisnis yang ditekuninya.

8. Salah kelola (mismanagement) bisnis

Memulai usaha dan membangunnya hingga mampu beroperasi secara mandiri, adalah sebuah tantangan. Namun, tantangan yang lebih besar lagi adalah mengelola dan menjalankan usahanya.

Ada begitu banyak variabel yang akan “saling berebut” untuk ditangani, demi tercapainya keseimbangan. Tujuan dan arah perkembangan jelas wajib ditetapkan, agar bisnis “melek peluang” bisa memastikan arus keuangan yang memadai, termotivasi dan bahagia di tengah pasang-surut ekonomi.

9. Kegagalan menangani pertumbuhan

Memulai usaha akan terasa mudah jika pertumbuhannya tertangani dengan benar. Semua operasi bisa meledak jika tidak tahu bagaimana untuk menangani peningkatan pelanggan, saluran distribusi baru, atau peluang mendadak untuk bisnis.

10.  Alergi kolaborasi

Saat memilih bisnis, pada umumnya para founder tidak meminta nasihat. Hal itu wajar terjadi karena semangat optimisme yang meluap membuat siapapun percaya diri, bisa dikarenakan merasa bangga atas kemandiriannya, takut akan ada pihak yang ingin mencuri ide mereka, atau hanya sekedar tidak tahu tentang bantuan yang tersedia di luar sana.

Pada saat kondisi bisnis baik dan berjalan lancar, tidak masalah. Namun saat terdapat permasalahan, kolaborasi adalah solusi paling berakal sehat.

Memulai usaha adalah salah satu momen paling berharga. Perjuangkanlah dengan penuh pemikiran, pertimbangan dan kebijaksanaan, melebihi sekedar optimisme.

Bacaan menarik lainnya:

Kotler Philip, dan Gary Amstrong. (2012). Principles Of Marketing, Global Edition, 14 Edition. Pearson Education


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait