Bisnis & Kerja Sampingan

Fakta! Pedagang Besar Kini Manfaatkan Media Sosial

pedagang besar

Ajaib.co.id – Berbisnis tidak melulu harus berkutat di ranah retail alias eceran saja. Kamu juga bisa mencoba peluang menjadi pedagang besar untuk meraup untung yang lebih banyak. Saat ini peran distributor semakin dimudahkan dengan adanya media sosial.

Kehadiran internet mengubah wajah industri perdagangan di seluruh dunia. Pengusaha dipaksa harus menyesuaikan diri jika tak mau kalah bersaing. Di sisi lain, perubahan ini juga menghadirkan peluang bagi pemain baru.

Dengan keberadaan sosial media dan internet, sekarang terjun ke dunia bisnis menjadi lebih mudah. Bahkan untuk menjadi seorang pedagang besar juga bisa dilakukan dengan berbekal kecanggihan bersosmed. Sebagai generasi yang digital savvy seharusnya kamu juga bisa memanfaatkan momen tersebut.

Menjadi Pedagang Besar, Modal Lebih Besar Untung Juga Melimpah

Kamu berniat jualan? Cobalah menjadi seorang pedagang besar atau wholesaler karena bisa mendapatkan keuntungan besar. Namun sebelum itu, kamu sudah paham apa itu pedagang besar? Dia adalah pedagang yang membeli barang dalam jumlah besar langsung dari produsennya untuk dijual lagi kepada para pengecer atau kepada perusahaan-perusahaan industri.

Dengan demikian, pedagang besar berfungsi sebagai perantara antara produsen dan pengecer, atau antara produsen dan konsumen industri. Mereka juga populer dengan sebutan pedagang grosir atau distributor.

Pola distribusi perdagangan sejumlah komoditas strategis di Indonesia menunjukkan adanya perubahan. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ada kecenderungan konsumen kini lebih memilih membeli langsung produk komoditas strategis langsung ke pedagang besar dibanding membelinya dari pedagang eceran.

Perbedaan dengan Pengecer

  • Pedagang besar tidak langsung melayani konsumen akhir
  • Daerahnya lebih luas daripada pengecer

Keuntungan Menggunakan Jasa Pedagang Besar:

  • Tenaga penjualan yang dapat mencapai banyak pelanggan kecil di pelosok-pelosok dengan biya relatif rendah
  • Umumnya pengecer lebih mempercayai pedagang besar daripada produsen.
  • Pada umumnya mereka menyediakan berbagai barang, sehingga mempermudah pelanggannya memenuhi kebutuhan barang dari satu sumber.
  • Pelanggan dapat ikut memanfaatkan potongan harga yang didapat pedagang besar dari pembelian dalam skala besar.
  • Produsen atau pengecer tidak perlu menyediakan gudang penyimpanan yang besar.

Dibedakan oleh Jenis produk dan Fungsinya

Berdasarkan jenis produknya pedagang besar dibedakan menjadi umum dan khusus. Berdasarkan fungsinya pedagang besar dibedakan menjadi grosir, pialang atau broker. Perbedaanya ini sesuai dengan kuantitas produk yang dimiliki.

Namun apapun jenis pedagang besar kamu coba saat ini wajib memanfaatkan sosial media.

Memanfaatkan Instagram

Ketika kamu menjadi pedagang besar, kamu harus memanfaatkan Instagram, salah satu media sosial yang paling dimainkan di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan Asia Social Commerce Report yang dirilis berdasarkan studi PayPal bersama Blackbox Research menunjukkan Instagram dan Facebook menjadi media sosial yang paling banyak digunakan oleh para pedagang di Indonesia untuk mempromosikan bisnisnya.

Penetrasi Internet Mendukung Perkembangan Perdagangan

Pesatnya pertumbuhan jumlah pengguna smartphone dan penetrasi internet merupakan dua faktor yang mendukung perkembangan perdagangan berbasis media sosial atau social commerce ini.

Studi tersebut memperkirakan, jumlah pengguna media sosial di Asia pada 2018 akan melampaui 1 miliar pengguna, tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan 2012. Kepemilikan telepon pintar mencapai 88 persen dari penduduk sedangkan akses internet sudah dinikmati oleh 92 persen penduduk.

Chief Executive Officer Paypal Pte Ltd Rohan Mahadevan mengatakan, Social Commerce berkembang karena mampu memberikan pengalaman yang berbeda dengan belanja offline. Perdagangan berbasis media sosial ini memungkinkan adanya rekomendasi dari teman dan ulasan dari konsumen lainnya yang pada akhirnya memengaruhi keputusan calon konsumen untuk membeli.

Memudahkan Pedagang Memperluas Komunitas

Perdagangan berbasis media sosial juga memberikan kemudahan bagi pedagang untuk meraih komunitas yang lebih besar di luar komunitasnya sendiri. Studi ini melibatkan 4.000 konsumen di dari Tiongkok, India, Hong Kong, Singapura, Thailand, Filipina, dan Indonesia serta 1.400 pedagang (merchant) skala usaha kecil dan menengah (UKM).

Facebook merupakan platform media sosial yang paling populer di Asia kecuali di Tiongkok di mana banyak produk sosial media Barat tidak tersedia. Sebanyak 94% pedagang di Filipina memanfaatkan Facebook, disusul Indonesia sebanyak 92 persen responden, dan India sebanyak 89 persen.

Pedagang Indonesia Paling Aktif Memanfaatkan Instagram

Pedagang Indonesia menempati urutan pertama di Asia sebagai pengguna Instagram dengan 72 persen responden. Disusul Filipina sebanyak 56 persen responden, dan Hong Kong 50 persen responden. Penggunaan WhatsApp sebagai platform social commerce didominasi pedagang dari India sebanyak 83 persen responden. Disusul Indonesia dengan 76 persen responden, dan Hong Kong 67 persen responden.

Untuk platform Facebook Messenger, pedagang dari Filipina mendominasi dengan 84 persen responden. Disusul India sebanyak 69 persen responden, dan Thailand sebanyak 54 persen responden. Di Tiongkok, platform media sosial yang paling banyak digunakan untuk perdagangan adalah WeChat sebanyak 90 persen responden. Lalu ada Sina Weibo 50 persen responden, dan Tencent Weibo 43 persen responden.

Pengaruh Media Sosial di Pasar Global

Studi ini juga melihat adanya pengaruh media sosial yang melibas batas-batas negara. Misalnya LINE yang banyak digunakan oleh pengguna dari Jepang hingga Indonesia dan Thailand.

Perdagangan berbasis sosial media diprediksi terus tumbuh mengingat banyak pedagang yang berencana menggunakan platform ini dalam beberapa bulan ke depan. Asia Social Commerce Report menunjukkan 95 persen responden di Tiongkok akan mengadopsi perdagangan berbasis sosial media. Disusul Hong Kong dengan 88 persen responden, dan Indonesia sebanyak 83 persen responden.

Ada tiga alasan utama yang menyebabkan perdagangan berbasis media sosial semakin menjadi andalan. Sekitar 63 persen responden di Asia menilai perdagangan berbasis media sosial lebih mudah meraih pasar potensial yang lebih luas.

Sebanyak 57 persen responden menilai lebih gampang membuka bisnis melalui media sosial. Sementara itu, sebanyak 48 persen responden memilih platform media sosial karena dapat meningkatkan jaringan teman dan kenalan yang bisa mendorong pertumbuhan bisnisnya.

Sistem Pembayaran Digital

Maraknya transaksi perdagangan berbasis media sosial ini turut mendorong kebutuhan terhadap sistem pembayaran yang efisien dan diterima di berbagai platform. Sekitar 72 persen responden di Asia menerima pembayaran melalui sistem pembayaran digital, yang paling populer adalah dompet elektronik (e-wallet).

Jumlah responden yang menerima pembayaran digital di Tiongkok mencapai 84 persen responden sedangkan di India sebanyak 83 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Asia. “PayPal menjadi e-wallet yang paling banyak digunakan di Asia, khususnya di Filipina 87 persen, Indonesia 83 persen, dan Hong Kong 82 persen,” kata Mahadevan.

Banyaknya pedagang besar yang berjualan di media sosial, banyak toko-toko yang sepi pembeli. Buktinya, Pasar Tanah Abang saja omsetnya sudah menurun hingga 13 persen. Karena itu, saatnya kamu beralih menjadi pedagang besar ke pasar yang lebih menjanjikan yakni di dunia maya.

Artikel Terkait