Bisnis & Kerja Sampingan

5 Cara Mengembangkan Bisnis UMKM Agar Menjadi Lebih Baik

bisnis umkm

Ajaib.co.id – Peluang bisnis UMKM di Indonesia sebenarnya amatlah besar. Terlebih lagi dengan kualitas pengrajin lokal yang bisa dikatkan sangat tinggi. Sayangnya, banyak pelaku usahanya yang masih kesulitan mengembangkan bisnisnya.

Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, saat ini pelaku UMKM di Tanah Air mencapai angka 60 juta. Jumlah tersebut diprediksi terus bertambah seiring dengan kemajuan teknologi dan potensi sumber daya manusia yang semakin berkembang.

Hampir semua sektor memiliki jenis UMKM-nya sendiri. Beberapa yang perkembanganya pesat seperti UKM bidang kuliner, bidang fashion, maupun bidang pendidikan. Masih banyak sektor lainnya yan juga memiliki banyak usaha UKM yang juga tengah berkembang. Peluang usaha ini juga dianggap solusi untuk menghasilkan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Karena itu, pemerintah juga mendorong masyarakat untuk membuka usaha jenis ini dengan mempermudah proses maupun permodalannya. Terakhir, pemerintah memberikan dukungan industri sebesar Rp 70,1 triliun dan dunia usaha sebesar Rp 150 triliun. Pasalnya, para pelaku usaha di bidang makro dianggap paling terdampak akibat pandemi.

Meski demikian, bisnis UMKM di Indonesia sendiri sejak awal masih belum optimal. Ada banyak faktor yang mendasarinya. Misalnya saja minat membuka bisnis UKM yang maish rendah termasuk kompetensi pelaku usaha untuk bersaing di pasar domestik maupun internasional yang belum memadai.

Dalam menjalani sebuah bisnis UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), berbagai hal seperti kualitas dan brand selalu menjadi hal terpenting untuk memulai usaha. Apalagi Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga peluang untuk produk UMKM dilirik asing sangatlah besar.

Dengan perputaran roda ekonomi yang cukup cepat saat ini, secara tidak langsung akan memacu pertumbuhan bisnis dan membuat pelaku UMKM berlomba-lomba dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan kualitas produk menjadi lebih baik.

Dalam membuat sebuah produk menjadi lebih baik, beragam hal perlu dilakukan oleh pebisnis. Misalkan perbaikan kemasan, desain yang terdaftar, makanan yang terjamin mutunya dan harga yang bersaing.

Jika kamu penasaran dan butuh ide bisnis untuk mengembangkan bisnis UMKM menjadi lebih baik, simak penjelasan berikut:

  • Merek produk yang Unik

Dalam membuat merek produk, haruslah orisinil, kreatif dan tidak mudah ditiru. Selain itu, jika memang kamu benar-benar serius maka merek dagang kamu haruslah didaftarkan ke Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual agar tidak ditiru.

Selanjutnya model desain haruslah menarik minat pembeli untuk mencoba atau menggunakan produk kamu. Sisipkan tagline dalam merek produk kamu untuk semakin meyakinkan pembeli akan mutu dan kualitas produk kamu.

  • Konsistensi dalam Menjalankan Bisnis

Konsisten dalam menjalani usaha adalah suatu hal yang wajib kamu lakukan. Dengan menjadi konsisten dalam mengelola bisnis maka pembeli kamu akan tidak sulit untuk menemukan barang yang kamu jual dan akan menjadi pelanggan setia kamu.

Jika kamu terus konsisten, maka perlahan tapi pasti bisnis kamu akan dilirik oleh konsumen, karena memiliki repotasi yang baik. Reputasi tersebut temasuk konsistensi untuk dalam menjalankan bisnis untuk rentan waktu yang lama.

  • Kualitas Produk

Memastikan kualitas produk yang kamu jual adalah kualitas yang bagus haruslah dapat dibuktikan. Untuk usaha makanan, ada sertifikasi BPOM, atau ISO. Serifikasi ini sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan konsumen bahwa produk kamu sudah teruji dan mendapatkan reputasi baik dengan ISO.

Selanjutnya, jujurlah pada ingredients atau komponen bahan baku yang kamu masukkan dalam produk kamu. Jika kamu menuliskan Free Alcohol haruslah benar-benar tanpa alcohol. Atau jika kamu menuliskan tanpa bahan pengawet haruslah benar-benar tanpa pengawet.

  • Memasarkan Produk Sesuai Target Market

Untuk meningkatkan penjualan produk agar menjadi lebih baik, maka hal selanjutnya adalah dengan memasarkan merek dagang kamu tepat ke target konsumennya. Jika produk kamu adalah jajanan maka dipasarkan ke sekolah-sekolahan.

Memasarkan produk yang sudah memiliki nama memang tidaklah sulit. Namun lain halnya jika produk dagang kamu masih baru, maka perlu penjajakan, promo dan teknik-teknik marketing yang menarik minat konsumen.

  • SDM yang Kompeten

Memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten adalah sebuah keharusan. Dengan SDM yang baik maka peluang bisnis kamu akan maju dan berkembang pesat sangat memungkinkan. Oleh sebab itu, pengadaan pelatihan untuk mengembangkan potensi SDM sangat diperlukan dalam bisnis UMKM.

Bisnis UMKM Masih Minim Sentuhan Digital, Apa Alasannya?

Kontribusi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia terbilang tinggi, yakni mencapai 61%. Selain itu, UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Pada 2018, UMKM tercatat sebanyak 64,2 juta unit dengan omzet tahunan paling banyak Rp 300 juta sampai usaha besar dengan omzet tahunan lebih dari Rp 50 miliar di Indonesia.

Namun, kiprah UMKM masih dominan di dalam negeri, hanya sedikit produk UMKM yang mampu menembus pasar ekspor. Peranannya dalam jumlah ekspor baru mencapai 14%, jelas sangat minim dengan potensi yang begitu besar.

Pemerintah sendiri mencatat jika pasar ekspor jauh lebih besar (7,4 miliar jiwa), 28 kali lipat dari penduduk Indonesia. Karena itu, para pelaku bisnis UMKM harus bisa menembusnya jika ingin meraup cuan lebih banyak lagi. Namun untuk itu, maka kualitas produknya harus bisa ditingkat baik dalam bisnis kuliner, bisnis fashion atau industri lainnya.

Selain itu, sentuhan digital juga bisa jadi kunci kesuksesan produk UMKM merambah ekspor. Sayangnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melansir baru sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta.

Karena itulah kini pelaku UMKM diminta untuk lebih aktif terlibat dalam e-commerce untuk memperluas pangsa pasarnya. Pemerintah sendiri menargetkan setidaknya ada 10 juta pelaku UMKM yang bisa masuk dalam pasar online pada akhir 2020.

Bukan hanya itu namun juga bisa bertahan dan memiliki transaksi yang berkelanjutan di marketplace. Guna mengakomodir target ini, ada sejumlah program yang telah disiapkan oleh pemerintah. Termasuk pula pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan literasi digital pelaku usaha kecil ini.

Pasalnya, berdasarkan data yang diterima dari perusahaan-perusahaan e-commerce ada beberapa faktor yang membuat UMKM gagal berjualan di marketplace. Salah satunya adalah kurangnya kesiapan pelaku UMKM akan produk-produk yang dijual. Selain itu, pelaku masih belum komunikatif merespon pembeli sehingga minatnya rendah.

Pengamat ekonomi digital Yudi Candra menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha. Faktor tersebut adalah permodalan, sumber daya manusia (SDM), dan akses pasar.

Masih banyak pelaku UMKM yang belum bisa memanfaatkan hiruk pikuk kemudahan promosi yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial. Haru diakui hal ini karena minimnya pendampingan dari pemerintah akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media sosial sebagai sarana promosi.

Masih banyak sekali pelaku usaha yang belum membuat medsos, bahkan tidak sedikit pula yang sudah punya hanya saja tidak bisa mengoperasikan karena dibuatkan orang laun. Akhirnya akunnya tidak efektif karena mereka bisa mempromosikan produknya karena tidak tahu cara mengoperasikan medsos.

Selain itu, masalah klise lainnya adalah soal pendanaan. Para pelaku UMKM mungkin saja memiliki banyak ide bisnis untuk mengembangkan usahanya, namun harus terhenti karena tidak adanya modal tambahan. Jika ditelusuri ke belakang, banyak bsnis UMKM yang kesulitan untuk mendapatkan modal tambahan dari lembaga keuangan dikarenakan banyaknya persyaratan yang belum terpenuhi.

Hal ini senada dengan hasil survei yang dilakukan oleh Pricewaterhouse Coopers, yang mana 74% UMKM di Indonesia belum mendapatkan akses pembiayaan. Sebenarnya saat ini sudah banyak fintech yang menyediakan keran pendanaan namun sekali lagi aksesnya masih terbatas. Permasalahannya adalah minimnya literasi digital pelaku UMKM. Karena itu, inovasi go digital bagi pelaku UMKM adalah jawaban yang jadi solusi dua permasalahan sekaligus.

Artikel Terkait