Banking

Shadow Banking: Apa itu, Contoh, dan Dampaknya Terhadap Ekonomi

Penting Dipahami, Ini Perbedaan Bankable, Unbanked, dan Underbanked

Jika kita flashback ke tahun 2007-2008, ada kenangan buruk yang pasti masih membekas di ingatanmu sampai sekarang yaitu terjadinya krisis ekonomi di seluruh dunia dan shadow banking adalah salah satu biang keroknya.

Krisis ekonomi global 2008 tersebut dikenal publik luas dengan nama krisis subprime yang terjadi di Amerika Serikat dan berpengaruh besar terhadap perekonomian global.

Namun, pada artikel ini kami tidak akan membahas sejarah kelam ekonomi tersebut. Melainkan, kami akan membahas pengertian apa itu shadow banking dan contohnya, serta pengaruhnya terhadap perekonomian yang menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi global 2008 di Amerika Serikat.

Apa yang Dimaksud dengan Shadow Banking?

Shadow banking adalah kegiatan ekonomi yang dapat meliputi investasi, menghimpun dana, dan pinjaman, tapi perusahaan yang menjalankan kegiatan tersebut bukanlah perusahaan perbankan yang diawasi oleh regulator terkait.

Lantas, apakah shadow banking itu ilegal? Tidak, lembaga keuangan nonbank yang menjalankan kegiatan shadow banking sepenuhnya dapat dinyatakan legal namun bedanya mereka tidak diawasi secara ketat seperti bank komersial pada umumnya.

Secara sederhana, shadow banking adalah perusahaan atau lembaga keuangan nonbank yang menjalankan aktivitas bisnis mirip seperti bank. Jadi, tidak usah heran jika saat ini kamu sering menjumpai ada banyak perusahaan di luar sana yang menawarkan produk investasi atau pendanaan tidak melalui sistem perbankan.

Sejarah Shadow Banking di Dunia

Menurut situs resmi IMF, istilah shadow banking pertama kali diperkenalkan oleh ekonom asal Amerika Serikat, Paul McCulley pada tahun 2007 silam. Saat itu, negara Amerika Serikat sedang dilanda krisis ekonomi dan semakin banyak lembaga nonbank yang bermunculan dan memberikan pinjaman kepada nasabah.

Di Amerika Serikat sendiri, shadow banking seperti perusahaan investasi kini mulai perlahan-lahan menggantikan peran bank di sana dalam menyalurkan pinjaman dan meraup keuntungan yang besar dari hasil pinjaman tersebut.

Tapi di lain sisi, ada risiko bagi peminjam uang di shadow banking dimana isu keamanan dan regulasi yang tidak ketat menjadi faktor pertimbangannya.

Cara Kerja Shadow Banking

Secara sistem kerja, shadow banking menggunakan simpanan jangka pendek untuk membayar pinjaman jangka panjang. Dalam hal ini, shadow banking biasanya mendapatkan dana dari investor dan kemudian menerbitkan saham kepada investor. Lalu, shadow banking akan menggunakan dana dari investor untuk membeli obligasi agar memperoleh keuntungan, atau menyalurkan dana kepada peminjam untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Contoh Shadow Banking

Untuk lebih memudahkan kamu memahami apa itu shadow banking, mungkin beberapa contoh shadow banking berikut tanpa disadari sering kamu gunakan.

1.  Perusahaan Investasi

Kalau kamu belum tahu perusahaan investasi itu apa, perusahaan investasi adalah lembaga keuangan yang menghimpun, mengelola, dan menginvestasikan dana investor.

Contoh perusahaan investasi terkemuka di dunia seperti Ares Management, Apollo Global Management, dan Blackstone. Dimana, perusahaan-perusahaan investasi tersebut termasuk shadow banking yang terkadang menyediakan pembiayaan di luar sistem perbankan.

2.  Peer to Peer Lending

Peer to Peer Lending (P2P) adalah platform pinjaman yang kini sedang naik daun di masyarakat. Peminjam bisa meminjam sejumlah uang langsung di P2P Lending tanpa harus berurusan dengan sistem perbankan.

Karena platform P2P bisa mempertemukan dan mencocokkan antara peminjam dan pemberi pinjaman. Sehingga, tak heran jika P2P dianggap juga sebagai salah satu bentuk shadow banking.

3.  Aplikasi Pinjol

Lembaga keuangan nonbank lainnya yang juga biasanya menyalurkan pinjaman kepada masyarakat adalah aplikasi pinjol (pinjaman online) seperti Akulaku dan Kredivo.

Melalui aplikasi pinjol, kamu bisa meminjam uang sesuai kebijakan limit kredit masing-masing penyedia layanan. Dengan bermodalkan KTP saja, kamu sudah bisa mendapatkan pinjaman uang tanpa harus berususan dengan sistem perbankan. Aplikasi pinjol juga termasuk contoh shadow banking yang sebenarnya familiar di kalangan masyarakat tapi sayangnya masih banyak orang yang belum tahu.

4.  Pegadaian

Lembaga keuangan nonbank lainnya yang memiliki bisnis mirip seperti bank adalah Pegadaian. Di Pegadaian, kamu bisa mendapatkan pinjaman dari barang-barang berharga yang digadaikan tanpa berurusan dengan sistem perbankan.

Dalam penyaluran kredit, Pegadaian mengikuti aturan hukum gadai di Indonesia.

5.  Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang adalah instrumen investasi di pasar modal yang diterbitkan oleh Manajer Investasi (MI). Pada produk reksa dana pasar uang, dana investor dikumpulkan dan kemudian dibelikan deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi yang punya jatuh tempo pendek di bawah 1 tahun oleh Manajer Investasi (MI).

Dalam praktiknya, reksa dana pasar uang termasuk shadow banking. Kenapa? Karena Manajer Investasi (MI) menghimpun dana dari investor dan kemudian melakukan pembelian surat berharga jangka pendek.

Selain kelima contoh shadow banking yang sudah kami sebutkan di atas, masih ada beberapa contoh lembaga keuangan nonbank yang punya bisnis seperti bank di antaranya yaitu perusahaan sekuritas dan asuransi, koperasi, dan tabungan pensiun.

Dampak dan Pengaruh Shadow Banking Terhadap Ekonomi

Keuntungan Shadow Banking

  1. Bisa mengurangi ketergantungan terhadap bank sebagai sumber kredit atau pendanaan.
  2. Memudahkan masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan, dimana masyarakat bisa mendapatkan pinjaman tanpa berurusan dengan sistem perbankan yang prosesnya memakan waktu dan berlapis.

Kekurangan Shadow Banking

  1. Dapat memicu krisis ekonomi, apabila lembaga keuangan nonbank banyak mengalami gagal bayar yang menyebabkan banyak shadow banking berbondong-bondong meminjam uang di bank.
  2. Sistem shadow banking rawan penipuan karena tidak diawasi secara ketat oleh regulasi.
  3. Risiko keamanan data pengguna diretas dan digunakan untuk tindakan kejahatan.

Demikianlah penjelasan apa itu shadow banking dan contohnya, serta pengaruhnya terhadap ekonomi. Agar tidak menimbulkan masalah ekonomi di kemudian hari, lembaga keuangan nonbank atau fintech harus terintegrasi dengan perbankan untuk mencegah dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari shadow banking dalam keuangan.

Artikel Terkait