Aktivitas manufaktur Indonesia kembali terkontraksi pada November 2024 dengan PMI manufaktur di angka 49,6. Ini menandai kontraksi lima bulan berturut-turut, terburuk sejak awal pandemi 2020 silam.
Meskipun produksi meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan, pesanan baru terus melemah. Hal ini menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah pekerja atau tidak mengganti karyawan yang keluar.
S&P Global mencatat, perusahaan memanfaatkan produksi untuk menyelesaikan pekerjaan tertunda dan menambah inventaris. Kepercayaan terhadap prospek ekonomi meningkat, didorong harapan kenaikan permintaan di tahun depan.
Namun, penurunan volume pekerjaan yang signifikan dan inflasi harga input menjadi tantangan bagi sektor manufaktur.
Sumber: Peringatan Buat Prabowo! PMI Manufaktur RI Ambles 5 Bulan-PHK Intai RI, dengan perubahan seperlunya.