Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2025 mengalami inflasi sebesar 1,17% secara bulanan (mtm). Dengan demikian, inflasi tahunan (yoy) tercatat sebesar 1,95%, angka yang masih berada dalam kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) sebesar 2,5±1%.
Menurut Bank Indonesia, terjaganya tingkat inflasi ini merupakan buah dari konsistensi kebijakan moneter serta sinergi erat antara BI dan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPIP dan TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Meskipun inflasi keseluruhan terkendali, inflasi inti pada April 2025 sedikit meningkat menjadi 0,31% (mtm), didorong oleh kenaikan harga komoditas global seperti emas perhiasan dan mobil. Secara tahunan, inflasi inti mencapai 2,50% (yoy).
Di sisi lain, kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) justru mengalami deflasi sebesar 0,04% (mtm). Penurunan ini disumbang oleh turunnya harga cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras, didukung oleh peningkatan pasokan cabai dan penurunan biaya pakan ternak.
Sementara itu, kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) mengalami inflasi bulanan sebesar 5,21% (mtm), meski lebih rendah dari bulan sebelumnya. Pendorong utama inflasi kelompok ini adalah penyesuaian tarif listrik seiring berakhirnya kebijakan diskon untuk pelanggan rumah tangga hingga 2.200 VA.
Bank Indonesia menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% untuk sisa tahun 2025 dan sepanjang tahun 2026.
Sumber: Inflasi April 2025 Terjaga, dengan perubahan seperlunya.
