Indikator ADX (Average Directional Index) termasuk salah satu indikator teknikal unggulan untuk trading saham, aset kripto, dan berbagai instrumen lain. Fungsinya, membantu trader mendeteksi kekuatan tren yang sedang berlangsung.
Mayoritas platform trading saham menyajikannya dalam jajaran opsi alat bantu analisis teknikal. Namun, bagaimana cara penggunaan indikator ADX untuk trading?
Artikel ini akan mengulas segala seluk-beluk indikator ADX, cara menggunakannya, beserta contoh komplit dari saham-saham populer Indonesia. Mari simak lebih lanjut!
Mengenal Indikator ADX
Indikator ADX adalah indikator teknikal berbasis Moving Averages yang bermanfaat untuk mengukur kekuatan tren harga saham serta instrumen keuangan lainnya. Banyak trader memercayainya, karena terbukti andal dalam situasi harga yang sedang mengalami tren bearish ataupun bullish.
Indikator ADX biasanya tampil dalam bentuk garis tunggal di bawah grafik harga saham. Garis tersebut berfluktuasi dalam rentang 0-100. Nilai ADX yang lebih rendah menandakan kekuatan tren yang lebih lemah. Sebaliknya, peningkatan nilai ADX mengisyaratkan penguatan tren.
| Nilai ADX | Kekuatan Tren |
| 0-25 | Tren lemah atau tidak ada |
| 25-50 | Tren kuat |
| 50-75 | Tren sangat kuat |
| 75-100 | Tren luar biasa kuat |
Banyak trader menganggap nilai ADX di atas 25 atau 30 sudah cukup kuat untuk menerapkan strategi trading mengikuti tren (trend-following). Sebaliknya, nilai ADX di bawah 25 atau 30 menandakan kondisi pasar sedang sideways (ranging) dan tidak cocok untuk strategi trend-following.
Nilai ADX yang rendah biasanya juga mencerminkan situasi akumulasi/distribusi. Pergerakan harga naik turun dalam rentang yang sangat sempit dalam upaya buyer/seller untuk menemukan sekutu mereka.
Ketika salah satu kubu buyer/seller berhasil menghimpun massa dengan minat beli/jual yang lebih besar dibandingkan rivalnya, pergerakan harga akan breakout dari rentang sideways sebelumnya. Nilai ADX juga akan meningkat seiring dengan berkembangnya situasi ini.
Untuk memahaminya dengan lebih jelas, perhatikan grafik harga saham ANTM di bawah ini. Grafik bertipe candlestick dengan rentang waktu bulanan, sehingga setiap lilin melambangkan pergerakan harga satu bulan.
Grafik di atas menunjukkan dengan jelas bahwa harga saham ANTM terjebak dalam situasi sideways (kanal oranye) selama tahun 2018-2020. Kemudian, harga mengalami breakout pada Desember 2020.
Breakout tersebut terlihat dalam terbentuknya candle hijau yang berukuran sangat besar. Para buyer menunjukkan tajinya pada saat itu. Selaras dengan breakout tersebut, indikator ADX “melompat” ke atas ambang 25 (garis biru).
Ketika harga saham ANTM mengalami sideways lagi pada tahun 2023, indikator ADX juga melandai terus hingga sampai ke bawah 25. Sinyal yang diberikan oleh ADX agak terlambat (lagging), tetapi akurasinya sangat baik.
Cara Penggunaan Indikator ADX untuk Trading
Indikator ADX adalah alat bantu yang jitu untuk swing-trading pada timeframe harian, mingguan, ataupun bulanan. Namun, ada satu hal yang wajib diperhatikan: indikator ADX tidak dapat memprediksi arah pergerakan harga berikutnya.
Indikator ADX hanya dapat membantu trader mendeteksi kekuatan tren yang sedang berlangsung. Trader harus menambahkan alat bantu lain untuk memprediksi arah pergerakan harga, contohnya indikator DMI (Directional Movement Indicator), RSI (Relative Strenght Index), atau teknik trading dengan candlestick tanpa indikator lain.
Lantas, bagaimana menggunakannya? Ada dua cara penggunaan indikator ADX untuk trading, yaitu sebagai validator sinyal jual/beli dan detektor situasi trending/sideways. Berikut ini uraiannya:
1. Validator sinyal jual/beli
Indikator ADX dapat memvalidasi ataupun menggugurkan sinyal beli/jual yang terdeteksi oleh pola candlestick dan indikator teknikal lainnya. Nilai ADX yang tinggi akan memvalidasi sinyal, sedangkan nilai ADX yang rendah akan membatalkannya.
Contohnya, grafik harga saham ANTM di bawah ini menunjukkan pola lilin Hammer yang biasanya menjadi sinyal beli (biru). Namun, indikator ADX bernilai jauh di bawah 25. Pada akhirnya, harga saham ANTM terbukti tidak naik meskipun ada pola Hammer.
2. Detektor situasi trending/sideways
Trader perlu selalu menyesuaikan strategi trading dengan kondisi pasar demi mengoptimalkan profit dan menekan risiko,. Saat trending, trader dapat menerapkan strategi breakout atau trend-following untuk memburu cuan maksimal. Saat sideways, trader dapat menerapkan strategi trading range dengan target profit dan cut loss terbatas sesuai rentang konsolidasinya.
Sebagaimana telah dipaparkan di atas, nilai ADX yang rendah menandakan kondisi pasar sideways dan nilai ADX yang tinggi menandakan trending. Trader dapat memilih sendiri apakah akan menggunakan nilai 25 atau 30 sebagai ambang perubahan kekuatan tren itu.
Contohnya, grafik saham INDF di bawah ini menampilkan situasi sideways dengan nilai ADX sangat rendah pada sisi paling kiri. Selama nilai ADX masih terbilang kecil, trader harus berhati-hati menerapkan strategi trading range. Kemudian terjadi breakout dari rentang sideways tadi ke arah atas pada pertengahan Agustus, diikuti oleh kenaikan nilai ADX.
Trader dapat hold saham INDF selama trennya masih kuat (nilai ADX tergolong tinggi). Namun, sebaiknya siap untuk menjual saham atau take profit jika nilai ADX mulai melandai.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan tepercaya. Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.
Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksa dana, margin trading, day trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!
