Berita

IHSG Naik 0,55% dan Tembus Level 7.200, Sentimen Positif Dari Dalam dan Luar Negeri

IHSG Naik 0,55% dan Tembus Level 7.200, Sentimen Positif Dari Dalam dan Luar Negeri

đź’ˇHighlight

  1. IHSG pagi ini naik 0,55%, menembus level psikologis 7.200 dengan dukungan saham perbankan dan blue chip.
  2. Bank Indonesia laporkan defisit transaksi berjalan kuartal I-2025 menyempit signifikan, lebih baik dari perkiraan.
  3. Sri Mulyani lantik Dirjen Pajak dan Bea Cukai baru, serta umumkan realisasi APBN yang jadi sorotan pasar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat pagi (23 Mei 2025) kembali menguat dan dibuka di zona hijau dengan kenaikan sebesar 0,55% atau naik 39,37 poin ke posisi 7.206,36. Lonjakan ini menandai keberhasilan IHSG menembus level psikologis baru di atas 7.200, didorong oleh penguatan mayoritas saham terutama sektor perbankan, saham blue chip, dan perusahaan berkapitalisasi besar.

Sebanyak 180 saham mengalami kenaikan harga, sementara 45 saham turun dan 284 saham lainnya stagnan. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp254 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 232 juta saham dalam 18.464 transaksi.

Di pasar regional, indeks saham Asia-Pasifik juga menunjukkan tren positif. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,48%, Topix naik 0,5%, dan indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,36%. Meski indeks Kosdaq melemah 0,34%, indeks acuan Australia S&P/ASX 200 tetap naik tipis 0,16%. Data ekonomi regional yang dirilis hari ini menjadi faktor utama penggerak pasar.

Sentimen positif pasar domestik juga didukung oleh beberapa berita penting dari pemerintah dan Bank Indonesia. Bank Indonesia melaporkan defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama 2025 hanya sebesar US$ 200 juta atau 0,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih rendah dibandingkan defisit US$ 1,1 miliar pada kuartal sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan stabilitas ekonomi meski di tengah perlambatan ekonomi global.

Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan pergantian Direktur Jenderal Pajak dan Bea Cukai, yakni Bimo Wijayanto dan Letjen Djaka Budi Utama, yang akan membawa angin segar dalam meningkatkan penerimaan negara yang menyumbang hampir 70% dari total pendapatan. Sri Mulyani juga merilis data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) periode April 2025 yang menjadi perhatian pasar untuk menilai efektivitas kebijakan fiskal pemerintah.

Baca Juga: CPIN Siap Bagikan Dividen Rp108/Saham, Total Rp1,77 T, Cek Jadwal!

Dalam sektor BUMN, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memproyeksikan akan melakukan 350 aksi merger dan akuisisi untuk memperkuat dan merampingkan perusahaan BUMN dalam 1-2 tahun ke depan. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing BUMN secara global.

Dari sisi eksternal, pasar juga mewaspadai kenaikan yield obligasi AS jangka panjang yang mencapai level tertinggi sejak 2007, yang menunjukkan ekspektasi inflasi dan kemungkinan suku bunga tinggi bertahan lama. Namun, perpindahan modal dari AS ke negara berkembang seperti Indonesia bisa membuka peluang investasi baru.

Data terbaru dari AS menunjukkan klaim pengangguran mingguan lebih rendah dari perkiraan, dan indeks manufaktur AS pada Mei berhasil naik ke 52,3, menandakan ekspansi sektor industri yang positif.

Secara keseluruhan, kondisi ini memberikan sentimen positif untuk pasar saham Indonesia di akhir pekan ini, didukung oleh perkembangan internal yang sehat dan peluang dari kondisi global.

Referensi:
CNBC. IHSG Kembali Menguat, Dibuka Naik 0,55% ke Level 7.200. Terakhir diakses 23 Mei 2025.

Artikel Terkait