Kamu pasti sudah sering makan makanan olahan dengan berbagai produk, termasuk seafoods. Ya, semisal sedang di rumah, atau di tempat kerja kita terbiasa makan makanan instan dari kemasan dan memanfaatkan kemudahan untuk langsung dikonsumsi. Nah, tahukah kamu salah satu merek dagang yang ada di pasar industri makanan dan masakan olahan saat ini sudah ada yang berstandar internasional, yaitu PT Indo American Seafoods Tbk, dengan kode saham ISEA.
Profil Singkat Emiten
PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) berdiri sejak 2006, sebuah Perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan produk-produk olahan seafoods, yang didukung dengan adanya operasional tambak udang yang dijalankan oleh Anak Usaha, serta fasilitas produksi (Manufaktur) pengolahan udang dan penyimpanan dingin (ColdStorage) milik ISEA.
Perusahaan memproduksi produk olahan udang yang terdiri mulai dari raw, cooked, dan sampai dengan value added product, di mana sebagian besar produk Indo American Seafoods diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang mencapai 90% dari total penjualan. Dengan komitmen kualitas dan kepatuhan terhadap standar internasional.
Selain itu, Perusahaan juga bergerak dalam bidang industri dan perdagangan udang mentah beku, bakso udang, nugget, udang lapis tepung beku dan tempura. Makin memperkuat posisi dalam memasok produk-produk unggulan ke pasar global, menjadikan Indo American Seafoods sebagai salah satu pemain kunci di dalam industri pengolahan udang.
Berbekal dengan pengalaman manajemen yang mumpuni selama lebih dari 15 tahun, Perusahaan senantiasa mengembangkan bisnisnya dengan berkonsentrasi pada jenis Udang Vannamei dan Udang Windu, dan telah berkembang menjadi salah satu eksportir produk olahan udang terbesar di Indonesia. Pada 2023, jumlah volume ekspor ISEA telah mencapai ±1.500 ton.
Perseroan memiliki visi menjadi sebuah Perusahaan inovatif kelas dunia yang menyediakan protein berkualitas tinggi di seluruh dunia.
Saat sebelum melaksanakan proses Penawaran Umum Saham Perdana (IPO), komposisi kepemilikan saham ISEA terdiri atas Indo American Foods (87,50%), Saimi Saleh (7,50%), dan Ibnu Syena Alfitra (5,00%).
Detail Rencana IPO Saham ISEA
Saham ISEA melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perusahaan menawarkan sebanyak-banyaknya 290.000.000 lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nominal Rp50 per lembar saham, atau sama dengan 20,86% dari total modal yang ditempatkan setelah proses penawaran umum perdana saham kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp250.
Perusahaan Indo American Seafoods juga berencana menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 145.000.000 lembar.
Rasio Saham dengan Waran Seri I adalah 2 : 1, Artinya setiap pemegang 2 saham baru ketika penjatahan final IPO akan memperoleh 1 Waran Seri I.
Berikut merupakan struktur pemegang saham setelah aksi ISEA IPO, Indo American Foods (69,24%), Saimi Saleh (5,94%), Ibnu Syena Alfitra (3,96%), dan Masyarakat (20,86%).
Penjamin pelaksana emisi efek ISEA adalah PT KB Valbury Sekuritas. Penjamin Pelaksana Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) terhadap terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.
Jadwal Penawaran Saham IPO ISEA
Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:
- Masa Penawaran Awal (Masa Book Building ISEA IPO) : 14 – 24 Juni 2024
- Tanggal Efektif : 27 Juni 2024
- Masa Penawaran Umum : 1 – 4 Juli 2024
- Tanggal Penjatahan : 4 Juli 2024
- Tanggal Distribusi Saham : 5 Juli 2024
- Tanggal Pencatatan di BEI : 8 Juli 2024
- Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 6 Januari 2025
- Akhir Perdagangan Waran Seri I di Pasar Reguler : 2 Juli 2025
- Akhir Pelaksanaan Waran Seri I : 7 Juli 2025
- Selesainya Masa Berlaku Efektif Waran Seri I : 7 Juli 2025
Rencana Penggunaan Dana IPO Saham ISEA
Berdasarkan prospektus saham IPO ISEA, dana yang dihimpun dari kegiatan IPO setelah dikurangi biaya emisi akan difokuskan untuk modal kerja yang dengan rincian sebagai berikut:
- Mencapai 90% akan digunakan untuk pembelian bahan baku, baik bahan baku langsung, maupun bahan baku pembantu. Bahan baku langsung mencakup pembelian udang. Sedangkan, bahan baku pembantu meliputi, namun tidak terbatas pada, master karton, polybag, tray, tepung, dan bahan tambahan pangan (Food Additive) dari pemasok yang merupakan pihak penjual perorangan maupun penjual berbentuk badan hukum.
- Sejumlah 5% akan digunakan untuk biaya penjualan dan pemasaran. Sebanyak 4,85% akan digunakan untuk biaya perawatan dan biaya utilitas.
- Dan sisanya akan digunakan untuk biaya-biaya keperluan kantor, terutama untuk pembelian dan penggantian peralatan elektronik serta penunjang lainnya yang diperlukan untuk mendukung aktivitas kantor Perusahaan. Peralatan elektronik yang dimaksud mencakup penggantian komputer dan/atau laptop, yaitu Lenovo I7 sebanyak 7 unit, yang akan digunakan untuk menunjang tim Produksi dan Keuangan dalam sistem yang terintegrasi.
Sedangkan penggunaan Waran Seri I akan digunakan untuk akan digunakan untuk Modal Kerja, yaitu pembelian bahan baku, baik bahan baku langsung, maupun bahan baku pembantu. Bahan baku baik bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu yang dimaksud adalah sebagaimana yang telah diungkapkan dalam penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham Poin 1.
Kinerja Laporan Keuangan ISEA
Prospektus saham ISEA menunjukkan kinerja keuangan yang cukup baik, tercermin pada Laporan Laba Rugi, pada kinerja 31 Desember 2023 yang masih positif mencatatkan Pendapatan sejumlah Rp199,22 miliar, dengan Laba Kotor di angka Rp65 miliar, dan juga Laba Bersih Tahun Berjalan mencapai Rp1,74 miliar.
Meski Perusahaan tengah tertekan dikarenakan adanya penurunan penjualan ekspor sebanyak Rp171,34 miliar (54,92%) terutama pada penjualan Udang Vannamei dan Breaded. Sisi positifnya, Perusahaan juga berhasil memangkas Beban Pokok Penjualan, dengan kian efektif dalam operasionalnya.
Rasio Keuangan ISEA
Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan saham IPO ISEA selama bulan Desember 2021 hingga kinerja Desember 2023:
Data di atas menunjukkan ISEA secara fundamental memiliki performa kinerja cukup baik, pada kinerja yang berakhir 31 Desember 2023 rasio usaha mencatatkan angka yang positif, termasuk Gross Profit Margin (GPM) senilai 32,63%, dan Net Profit Margin (NPM) di angka 0,88%. Bersamaan dengan Return on Asset (ROA) kokoh di 0,51%, dan Return on Equity (ROE) di 1,60%. Mencerminkan ISEA memiliki kinerja yang tetap di jalur ekspansif dari tahun ke tahun, dan mempunyai strategi untuk mempertahankan performa rasio pertumbuhan laba usaha.
Kebijakan Dividen Saham ISEA
Prospektus saham IPO PT Indo American Seafoods Tbk menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen saham ISEA, sesuai dengan kebijakan dividen, maka manajemen merencanakan pembayaran dividen kas sebanyak-banyaknya 30% dari Laba Bersih Perusahaan ISEA tahun buku pada tanggal 31 Desember 2024 yang akan dibagikan pada tahun 2025.
Dengan tetap mencermati tingkat kesehatan keuangan Indo American Seafoods, dan tanpa mengurangi hak dari RUPS Perusahaan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, maka besarnya dividen kas yang akan dibagikan adalah dikaitkan dengan keuntungan saham IPO ISEA pada tahun buku yang bersangkutan.
Prospek Bisnis ISEA
Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,04% YoY pada Kuartal IV-2023, sekaligus membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan mencapai 5,05% YoY pada 2023.
Mengingat adanya beberapa faktor ekonomi global, seperti perlambatan ekonomi China, meningkatnya ketegangan geopolitik, penurunan harga komoditas, dan ketatnya kebijakan moneter global, tingkat pertumbuhan pada 2023 dapat dianggap sebagai pencapaian bagi Indonesia yang tetap mampu menjaga pertumbuhan PDB-nya di level 5%.
Berdasarkan data pengeluaran, pertumbuhan pada Kuartal IV-2023 didukung oleh pertumbuhan positif di semua komponen pengeluaran, kecuali impor yang mencatat pertumbuhan tahunan negatif.
Konsumsi dalam negeri, menjadi penyumbang utama PDB Indonesia, tumbuh mencapai 4,47% YoY pada Kuartal IV-2023, atau 4,82% YoY pada 2023, didorong oleh mobilitas yang lebih besar selama periode liburan natal dan tahun baru, serta daya beli publik yang stabil.
Belanja Pemerintah juga mencatatkan kenaikan 2,81% YoY pada Kuartal IV-2023, atau 2,95% YoY pada 2023. Peningkatan belanja pada jelang tutup tahun serta peningkatan belanja terkait Pemilu mendukung pertumbuhan belanja Pemerintah.
Ekspor Indonesia juga masih berhasil mencatat pertumbuhan positif sebesar 1,64% YoY pada Kuartal IV-2023, yang menghasilkan pertumbuhan sebesar 1,32% YoY pada 2023.
Pada awal tahun 2024, Indonesia mencatat saldo perdagangan positif sebesar US$2,01 miliar pada Januari 2024. Menjaga surplus perdagangan pada 2024, yang nantinya akan menjadi tantangan di tengah ketidakpastian pemangkasan suku bunga acuan global dan geopolitik, serta risiko harga-harga komoditas, dan kenaikan biaya logistik dapat menimbulkan beberapa risiko pertumbuhan bagi Indonesia.
Walaupun demikian, perekonomian Indonesia diestimasikan dapat tetap terjaga melalui konsumsi dalam negeri dan belanja terkait Pemilu. Bank Indonesia juga diperkirakan memiliki ruang untuk memangkas suku bunga BI-Rate guna menjaga aktivitas ekonomi, sehingga perekonomian Indonesia diperkirakan dapat tumbuh 5,0% YoY pada 2024.
Dari segi bisnis, prospek produksi dan usaha budidaya udang pada 2024 terlihat lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana estimasi tersebut berdasarkan perkiraan bahwa produksi udang budidaya secara global akan pulih pada 2024.
Menurut survei yang dilakukan oleh Global Aquaculture Alliance (GAA), pertumbuhan produksi udang budidaya global diperkirakan akan mencapai 4,8% YoY atau diestimasikan mencapai level 5,8 juta ton pada 2024. Jumlah tersebut melebihi level produksi udang budidaya pada 2022 yang menyentuh 5,6 juta ton.
Pertumbuhan produksi udang budidaya didorong oleh berbagai faktor, diantaranya termasuk ekspansi produksi dan inovasi produk yang membantu meningkatkan jumlah produksi udang budidaya guna memenuhi permintaan sesuai dengan preferensi produk oleh konsumen.
Secara keseluruhan, konsumsi udang budidaya secara global diperkirakan akan semakin bertumbuh dalam jangka menengah, terutama di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah atas karena preferensi konsumen yang cenderung lebih memperhatikan jenis produk-produk yang kaya akan kandungan protein.
Di Indonesia, produksi udang budidaya menunjukkan tren pertumbuhan yang positif selama sepuluh tahun berturut-turut dengan mencatatkan CAGR sebesar 10,5% selama periode 2010–2021 berdasarkan data Rabobank.
Jumlah produksi udang budidaya di Indonesia diperkirakan dapat kembali tumbuh 3,6% YoY pada 2024 seiring dengan perekonomian yang membaik di Amerika Serikat sehingga diharapkan dapat kembali meningkatkan jumlah permintaan udang impor dari Indonesia.
Potensi ISEA Memperluas Pasar Ekspor Didukung Pemerintah
Adanya keunggulan tersebut membuat Indonesia memiliki peluang besar untuk melakukan ekspansi perdagangan produk hasil perikanan di pasar dunia. Salah satu komoditas unggulan sektor perikanan Indonesia adalah udang. Selama periode Januari–Juni 2023, ekspor perikanan Indonesia mencapai sekitar US$2,8 miliar, dengan udang sebagai komoditas utama yang diekspor, terutama ke Amerika Serikat. Ikan tuna dan Udang Windu juga merupakan komoditas yang banyak diekspor ke Jepang.
Pemerintah terus berupaya agar produksi udang Indonesia dapat terus bersaing dengan negara-negara eksportir udang lainnya. Dalam strategi pemasaran udang, penting untuk memperhatikan ketertelusuran (Traceability) yang merupakan aspek kunci dalam jaminan mutu dan keamanan pangan, sehingga produk udang budidaya dapat memenuhi standar internasional, dan diterima oleh negara-negara importir seperti China.
Selain itu, Korea Selatan juga menjadi pasar potensial bagi ekspor udang Indonesia dengan sumber daya yang menjanjikan untuk akuakultur serta konsumsi seafood yang tinggi. Mengenai potensi ekspor udang di Eropa, Prancis merupakan salah satu negara tujuan yang menjanjikan karena permintaan yang tinggi.
Dengan rencana pembangunan tambak udang modern yang dijadwalkan pada 2024, Indo American Seafoods ISEA yang bergerak di bidang pengolahan, pembekuan, dan perdagangan udang memiliki prospek yang positif.
Hal ini karena KKP turut berfokus pada sinergi dan pengembangan pemodelan budidaya udang berbasis kawasan, termasuk di Lampung, dengan skala pembangunan yang besar.
Dukungan dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan Kementerian atau Lembaga lainnya menunjukkan adanya sinergitas komitmen untuk meningkatkan produksi udang nasional hingga mencapai target sebanyak 2 juta ton pada 2024.
Seiring dengan ambisi peningkatan produksi dan ekspor udang oleh KKP, Perusahaan ISEA melihat peluang besar dalam potensi perkembangan usaha udang, di mana adanya model pengembangan kawasan budidaya udang berkelanjutan yang telah dilakukan.
Dukungan dari para pemangku kepentingan, investasi, dan pengembangan model pengelolaan yang terintegrasi menjadi aspek penting dalam mencapai target pertumbuhan industri udang.
Perusahaan juga memiliki keunggulan kompetitif untuk keberlangsungan usahanya. Keunggulan kompetitif yang dimiliki diantaranya adalah:
- Eksportir Udang Terkemuka dan Berpengalaman
- Produsen dan Eksportir Produk Olahan Udang Terintegrasi
- Lokasi Operasional yang Strategis
- Peluang Peningkatan Kapasitas Produksi
- Produk Berkualitas yang Bersertifikasi Nasional dan Internasional
Kesimpulan
Berdasarkan laporan prospektus IPO saham ISEA, 3 tahun ini memiliki kinerja yang cukup positif dengan berhasil mencatatkan pendapatan, juga laba bersih, dan membukukan kinerja keuangan yang baik. Perusahaan juga memiliki strategi usaha untuk ekspansi kedepannya, disertai dengan dukungan Pemerintah yang berpeluang makin membuka lebar potensi pasar budidaya dan ekspor udang.
Dengan prospek kinerja bisnis Perusahaan, bersamaan dengan memiliki keunggulan kompetitif, mengindikasikan IPO saham ISEA ini cukup menarik untuk dimasukan ke dalam watchlist investasi teman-teman.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.